Bukan rahasia lagi bahwa kita bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk memantau media sosial. Mulai dari instagram, pindah ke twitter, buka facebook, dan lainnya.
Apa Anda termasuk salah satu orang yang kecanduan media sosial sampai tak bisa melepas bahkan hanya beberapa menit?
Jika Anda merasa kecanduan media sosial, coba nilai bagaimana kepribadian yang Anda miliki. Sebuah temuan baru mengatakan, tiga dari lima sifat dasar manusia punya peran dalam hal ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Binghamton University ini ingin mengetahui bagaimana ciri kepribadian dapat memengaruhi kecanduan teknologi termasuk kecanduan media sosial.
Penelitian ini melibatkan 300 mahasiswa untuk dinilai kepribadiannya dengan mengukur tingkat kecanduan terhadap media sosial yang paling sering digunakan.
Dalam laporan penelitian mereka, para peneliti mencantumkan beberapa pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kecanduan media sosial, antara lain: Saya kadang mengabaikan hal-hal penting karena lebih tertarik dengan situs jejaring sosial, atau bila saya tidak menggunakan situs jejaring sosial ini maka saya akan gelisah.
Dalam ilmu psikologi, ada teori lima sifat kepribadian manusia. Peneliti menemukan tiga di antaranya berkaitan dengan kecanduan media sosial.
Pertama sifat berhati-hati atau conscientiousness, kedua mudah bersepakat atau agreeableness, dan terakhir neurotisme atau kemampuan seseorang dalam mengolah tekanan atau stres.
Sementara itu, dua ciri kepribadian lain yakni terbuka terhadap hal-hal baru dan sifat extraversi tidak berkaitan dengan kecanduan media sosial.
Dalam laporannya, peneliti menemukan orang dengan tingkat neurotisme yang tinggi atau kecenderungan mengalami emosi negatif seperti stres dan cemas lebih cenderung kecanduan media sosial dibanding orang-orang dengan tingkat neurotisme rendah.
Sebaliknya, orang yang memiliki sifat conscientiousness atau berhati-hati yang tinggi cenderung tidak kecanduan media sosial.
Namun, peneliti mencatat ada orang dengan conscientiousness yang tinggi juga rentan kecanduan media sosial jika sifat neurotisme mereka juga tinggi.
Peneliti menduga hal ini mungkin karena tingkat stres atau cemas yang tinggi sehingga mengganggu kendali seseorang saat menggunakan media sosial.
Selain itu, sifat agreeableness atau seberapa jauh keramahan, empati, dan kebaikan seseorang tidak berpengaruh pada kecanduan media sosial.
Tapi ini tidak berlaku saat peneliti melihat agreeableness yang dikombinasikan dengan conscientiousness.
Peneliti menemukan, orang dengan tingkat agreeableness dan conscientiousness yang rendah cenderung lebih kecanduan media sosial dibanding orang yang memiliki kedua sifat itu di atas rata-rata.
Tapi anehnya, orang yang memiliki kedua sifat di atas terlalu tinggi juga cenderung kecanduan media sosial, dibanding yang sifatnya hanya rata-rata.
"Mungkin orang yang memiliki sifat agreeableness dan conscientiousness yang tinggi akan membuat keputusan untuk menghabiskan banyak waktu dengan media sosial, salah satunya untuk melebarkan jejaring pertemanan," ujar Isaac Vaghefi, asisten profesor sistem informasi di Binghamton University, New York, dilansir Live Science, Senin (12/3/2018).
Penting untuk dicatat, karena penelitian ini melibatkan ratusan mahasiswa di sebuah universitas maka perlu lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi hal ini.
Sejauh ini, tim peneliti menyebut penelitian mereka dapat berimplikasi pada mereka yang menangani kecanduan teknologi.
"Temuan kami menjelaskan bahwa kecanduan teknologi bukanlah masalah yang sama, karena ada ciri kepribadian berbeda yang memainkan peran dalam disposisi penggunaan teknologi," kata Vaghefi.
Vaghefi berharap temuan ini dapat mendorong orang untuk melihat secara lebih luas bagaimana ciri kepribadian memengaruhi kecanduan teknologi.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/14/110000123/kecanduan-media-sosial-mungkin-sifat-kepribadian-ini-ikut-ambil-peran