KOMPAS.com – Kabar baik datang dari Ol Pejeta Conservancy di Kenya. Setelah kesehatannya dilaporkan memburuk oleh Ol Pejeta pada Kamis (1/3/2018) lalu, kini Sudan disebut sudah bisa berkubang di lumpur.
Dilansir dari BBC, Selasa (6/3/2018), Ol Pejeta berkata bahwa badak putih jantan terakhir di dunia tersebut telah berusia 45 tahun, atau setara dengan usia manusia 90 tahun.
Dikarenakan usianya, pergerakan Sudan mulai terbatas dan tubuhnya mengalami luka-luka karena terlalu lama berbaring. Luka-luka ini kemudian terinfeksi dan mengancam nyawa Sudan.
“Kita telah merawat lukanya dua kali sehari agar tidak infeksi, dan luka-lukanya membaik. Namun, ada juga yang memburuk karena dia terlalu banyak berbaring,” kata pembicara Ol Pejeta.
Namun, selama beberapa hari terakhir mood Sudan tampak membaik karena hujan lebat mengguyur Ol Pejeta. Dibantu oleh perawatnya, Sudan pun berkubang di lumpur pada hari Senin (5/3/2018) lalu.
Meski demikian, para pakar konservasi menolak anggapan bahwa kematian Sudan akan menjadi akhir dari populasi badak putih.
Melalui aplikasi kencan Tinder, para pakar mencari dana untuk mengembangkan in vitro fertilisation (IVF) atau program bayi tabung bagi badak.
Jika berhasil, dua badak putih terakhir yang juga teman Sudan, Najin dan Fatu, akan bisa memiliki anak dan meneruskan garis spesies ini di bumi.
https://sains.kompas.com/read/2018/03/07/203400923/kabar-baik-kondisi-badak-putih-jantan-terakhir-di-dunia-membaik