Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Mitos tentang Tidur yang Tak Boleh Anda Percaya Lagi

Walau setiap hari kita dilakukan, para ilmuwan mencatat masih ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang tidur.

Kita tahu bahwa tidur baik untuk mengembalikan sistem kekebalan tubuh, menyeimbangkan kadar hormon, menurunkan tekanan darah, membersihkan racun dari otak, dan lain sebagainya.

Hasil ribuan penelitian bersikeras mengatakan tidur tidak merugikan. Meski begitu, masih banyak mitos yang beredar tentang tidur.

Berikut beberapa mitos yang paling menonjol dan akan dikupas kebenarannya dilansir Science Alert, Minggu (4/3/2018):

1. Anda bisa menjadi orang yang rajin bangun pagi bila tidur

Permasalahan ini sebenarnya lebih kompleks karena ada beberapa faktor yang memengaruhi chronotype seseorang. Chronotype mengacu pada kecenderungan waktu untuk tidur seseorang selama 24 jam.

Ada kelompok orang yang bangun pagi, orang yang kuat begadang, atau keduanya.

Ahli mengatakan jam tubuh manusia selalu berubah sepanjang hidupnya dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti mendapat sinar matahari dan genetika.

Kebanyakan orang memang bisa mengatur jam tidur, tapi ada juga yang sulit bila diminta beralih menjadi orang yang bangun pagi atau menjadi orang yang suka begadang. Pada dasarnya tidak mungkin.

2. Tidur kurang dari 7 jam setiap hari sudah cukup

Orang yang memercayai mitos ini adalah mereka yang kerap begadang. Salah satu cara yang dilakukan agar tidak tidur sepanjang malam adalah dengan mengonsumsi kopi.

Dalam menjawab mitos ini, ilmuwan neuroscience dari University of California Berkeley, Matthew Walker, menyarankan agar selama seminggu Anda tidak memasang alarm dan bangun secara alami. Hal ini untuk mengetahui seberapa banyak waktu yang dibutuhkan tubuh untuk mengembalikan fungsinya.

Dari penelitian yang sudah dilakukan, sebagian besar orang membutuhkan 7-9 jam untuk tidur.

Memang ada beberapa orang yang mengaku tidur 5 jam saja sudah cukup, apalagi badan tetap segar dan terasa normal. Walker berkata, meski tubuh mampu menyesuaikan diri dengan kebiasaan tersebut, tes menunjukkan tubuh mengalami gangguan kinerja.

3. Satu-satunya konsekuensi kurang tidur adalah tubuh akan lelah.

Menurut Walker dalam buku "Why We Sleep: Unlocking the Power of Sleep and Dreams" yang ditulisnya, kurang tidur berkaitan dengan menurunnya fungsi kesehatan termasuk masalah memori, peningkatan risiko kanker, depresi dan cemas, penyakit jantung, dan pemicu penyakit alzheimer di otak.

4. Mendengkur memang menyebalkan, tapi itu bukan masalah besar

Jika Anda selalu mendengkur saat tidur, sebaiknya segera datangi tenaga medis profesional. Mendengkur merupakan indikasi sleep apnea atau gangguan tidur yang dapat menyebabkan masalah medis lainnya.

Mendengkur disebabkan oleh penurunan aliran udara yang bisa menyiksa jantung dan menyebabkan masalah kardiovaskular dan penambahan berat badan.

5. Tidur bisa ditebus saat libur

Mungkin Anda pernah berpikir saat berhari-hari kurang tidur, hal ini bisa ditebus dengan bangun siang saat esokannya kita libur.

Seorang ahli kronobiologi, Till Roenneberg, menganjurkan dalam bukunya "Internal Time:  Chronotypes, Social Jet Lag, and Why You're So Tired" untuk tidur dengan konsisten. Membalas tidur di hari lain bukan solusi yang tepat dan tak bisa mengganti semua efek kurang tidur.

6. Tak masalah sering mengonsumsi obat tidur

Ahli mengingatkan saat Anda sering minum obat tidur, maka tidur yang Anda lakukan tidak alami. Walker berkata, orang yang mengonsumsi obat tidur sebenarnya tidak tidur atau terjaga. "Mereka sebenarnya dibius," kata Walker.

Obat tidur pun memiliki indikasi membahayakan tubuh, yakni melemahkan koneksi sel otak yang bisa melemahkan memori dari waktu ke waktu.

7. Lebih baik bangun pagi untuk olahraga daripada tidur nyenyak

Olahraga sangat penting untuk menjaga stamina. Tapi menurut ahli sebaiknya olahraga dilakukan saat tubuh sudah tidur sebelumnya.

Kalau Anda berolahraga padahal sebelumnya kurang tidur, maka sel otot tidak akan mendapat manfaat dari olahraga.

8. Tak masalah menggunakan gawai sebelum tidur asal blue light dimatikan

Blue light yang terpancar dari layar gawai disebut dapat membuat kita tetap terjaga karena dapat menghalangi produksi melatonik yang dihasilkan otak sebagai isyarat sudah waktunya tidur.

Para ahli menyebut bagaimanapun caranya, meski sudah menghilangkan blue light, aktivitas memainkan gawai sebelum tidur dapat mengacaukan kualitas tidur.

9. Beberapa orang tidak bermimpi

Pernyataan ini salah. Ahli mengatakan kita semua bermimpi meski saat terbangun lupa.

Mimpi tidak hanya didapat saat kita tidur REM saja. Saat kita bermimpi, kita akan mengolah emosi dan pengalaman pada siang hari. Walker berkata mimpi adalah sesuatu yang penting untuk kesehatan emosional serta mental.

https://sains.kompas.com/read/2018/03/06/200200223/9-mitos-tentang-tidur-yang-tak-boleh-anda-percaya-lagi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke