Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Anda Merasa Lelah Sepanjang Hari, Padahal Cukup Tidur?

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa letih sepanjang hari padahal sudah tidur cukup? Jika ya, Anda tidak sendiri.

Pada 2013 lalu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menerbitkan hasil survei yang menyebut bahwa hampir 16 persen wanita dan 9 persen pria Amerika Serikat merasa kelelahan sepanjang waktu.

Biasanya, alasan kelelahan yang kita alami sepajang hari adalah kurang tidur. Tapi ternyata kurang tidur bukanlah satu-satunya alasan mengapa kita merasa letih seharian.

Bahkan mungkin, Anda yang cukup tidur pun mengalami rasa letih yang membuat malas melakukan aktivitas harian.

Salah satu kemungkinannya adalah jam sirkadian (jam biologis) yang salah.

Jam sirkadian sendiri merupakan "pengatur waktu" internal yang memberitahu tubuh bagaimana harus bertindak yang bergantung pada waktu hari. Inilah yang kemudian menghasilkan ritme sirkadian.

Dengan kata lain, ritme ini adalah semua proses biologis tubuh yang kita alami dalam sehari, misalnya makan atau tidur.

Penjaga ritme ini terdiri dari sel-sel di hipotalamus yang disebut dengan nukleus suprachiasmatik (SCN), yang mengendalikan keseluruhan proses tubuh.

Ilmuwan saraf Mary Harrington dari Smith College di Northampton, Massachusetts, AS menjelaskan bahwa ketika SCN berfungsi dengan baik, maka Anda akan merasa siap siaga di pagi hari. Selanjutnya, kesiapsiagaan ini akan merosot di sore hari hingga Anda merasa lelah pada malam hari.

Menurut Harrington, sebenarnya seberapa lama Anda tidur tidak mempengaruhi ritme ini. Tapi jumlah cahaya di lingkungan Anda yang mempengaruhinya.

"Serangan" cahaya yang konstan dari lampu buatan seperti dari ponsel, laptop, atau televisi dapat mencegah SCN bekerja dengan baik. Akibatnya, tubuh Anda mendapatkan sinyal yang salah.

"Saya pikir gangguan ritme sirkadian sangat umum terjadi di masyarakat kita dan semakin memburuk dengan meningkatnya penggunaan cahaya di malam hari," ungkap Harrington dilansir dari Newsweek, Sabtu (03/03/2018).

Ini karena cahaya dari lingkungan sekitar memberi tahu kepada SCN kapan waktu kita perlu terjaga atau mengantuk.

Saat gelap, SCN memberi tahu otak untuk melepaskan melatonin, hormon yang menyebabkan kantuk.

Jadi, coba bayangkan jika Anda menerima terlalu banyak cahaya di malam hari, maka ini akan membingungkan SCN. Begitu pula saat kita tidak mendapatkan tidak cukup cahaya di siang hari, hal ini berisiko untuk mengganggu jam sirkadian tubuh.

Terganggunya jam sirkadian akan membingungkan tubuh. Akibatnya, Anda merasa lelah sepanjang hari.

https://sains.kompas.com/read/2018/03/06/170000623/kenapa-anda-merasa-lelah-sepanjang-hari-padahal-cukup-tidur-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke