KOMPAS.com -- Melanjutkan peninggalan Cassini, para ilmuwan NASA sedang mendesain sebuah robot yang bisa berbentuk kapal selam atau kura-kura untuk dikirim ke Titan, salah satu bulan di planet Saturnus.
Misinya adalah menyelam di Kraken Mare, laut terbesar di Titan yang memiliki luas sekitar 400.000 kilometer persegi.
Ian Richardson, salah satu insinyur dari Universitas Negeri Washington, berharap agar misi tersebut dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana interaksi lautan hidrokarbon terhadap atmosfer di Titan.
Richardson berkata bahwa meskipun para ilmuwan sudah mempelajari campuran etana dan metana dalam gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG), tetapi bagaimana hidrokarbon bereaksi dengan dengan atmosfer Titan yang dingin belum terjawab.
Berdasarkan penemuan wahana Cassini dan Huygens pada 2005, suhu Kraken Mare mencapai minus 184 derajat Celsius karena sebagian besar airnya adalah campuran dari metana dan etana yang dingin.
"Tidak seperti di Bumi, nitrogen benar-benar larut dalam jumlah banyak di lautan itu, sekitar 12-20 persen dan dapat mempengaruhi sistem pemberat dan baling-baling," kata Richardson kepada Live Science, Jumat (23/2/2018).
Untuk lebih mengenal lautan Titan, Richardson membuat sebuah ruangan tertutup bertekanan yang dipompa dengan gas nitrogen. Ia lalu menuangkan cairan etana dan metana sebanyak 1 liter yang kemudian didinginkan sampai suhu minus 184 derajat Celsius.
Setelah itu, sebuah replika robot kapal selam yang berupa tabung silinder ditenggelamkan ke dalam cairan di ruangan tersebut.
Simulasi yang dilakukan di laboratorium teknik kriogenik di Universitas Negeri Washington itu ingin mengetahui ketahanan robot kapal selam saat menyelam di Kraken Mare. Richardson menyetel suhu dan tekanan di ruangan untuk melihat bagaimana suhu panas pada tabung silinder bereaksi terhadap cairan di kedalaman yang berbeda-beda.
Ternyata, suhu panas akan membuat gelembung gas nitrogen di cairan sekitar kapal selam. Gelembung itu akan menghalangi pengamatan dari kamera yang dipasang di badan kapal, serta mengganggu daya apung dan sistem penggeraknya.
Berdasarkan eksperimen ini, para ilmuwan mengindikasikan bahwa robot kapal selam akan mampu mengatasi gelembung nitrogen di dalam laut Kraken Mare dengan suhu panas yang dihasilkannya. Namun, kedalaman laut Kraken Mare yang mencapai 500 meter akan menjadi halangan.
Jason Hartwig, peneliti dari Pusat Penelitian Glenn NASA, dan timnya kini sedang merancang dua jenis robot untuk misi ini.
Pertama, robot kapal selam sepanjang enam meter yang harus kembali ke permukaan untuk mengirimkan data ke bumi. Kedua, robot berbentuk bulat mirip kura-kura yang bertugas menjalin komunikasi dengan bumi melalui pesawat luar angkasa yang sedang mengorbit.
Walaupun desain kapal selam lebih murah, Hartwig berkata bahwa robot kura-kura memiliki risiko yang lebih kecil dan akan lebih cepat dalam mengirimkan data ke bumi.
Keduanya telah memasuki tahap pengembangan teknologi yang akan dimulai pada akhir 2018 atau awal 2019 di bawah bendera NASA Innovative Advanced Concepts (NIAC).
Jika disetujui, misi tersebut akan bisa dilakukan pada pertengahan 2030 dan sampai di Saturnus sekitar akhir 2030-an atau awal 2040-an. Menurut Hartwig, saat misi itu diluncurkan, kondisi Titan akan lebih hangat karena jaraknya lebih dekat dengan Matahari.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/27/180700823/usai-cassini-nasa-siapkan-robot-baru-untuk-jelajahi-lautan-titan