Terbaru, peneliti dari University of Southampton berhasil menganalisis tiga lukisan gua yang ada di Spanyol. Mereka percaya, ini adalah lukisan gua tertua yang berusia 64.000 tahun dibuat oleh Neanderthal.
Neanderthal adalah anggota genus Homo yang telah punah dan berasal dari zaman Pleistosen dan selama ini dikenal sebagai golongan manusia tak berakal dan brutal.
Namun, lukisan pada dinding gua yang mereka buat ini adalah bukti nyata bahwa mereka juga merupakan seniman yang terampil melukis hewan, titik, dan juga tanda-tanda geometris.
Tak hanya pandai menggambar saja. Peneliti juga melihat bahwa mereka sudah memiliki pola pikir secara simbolis sama seperti manusia modern.
"Ini adalah temuan sangat menarik yang menunjukkan bahwa Neanderthal jauh lebih pandai dari yang dipercaya selama ini," kata Dr. Chris Standish penulis utama penelitian dilansir Daily Mirror, Jumat (23/2/2018).
"Lukisan yang kami tinjau sejauh ini menunjukkan ini adalah seni gua tertua di dunia yang diciptakan 20.000 tahun sebelum manusia modern tiba di Eropa dan Afrika. Sebab itu, lukisan ini pasti dibuat oleh Neanderthal," sambungnya.
Dalam penelitian ini para peneliti menggunakan teknik yang disebut uranium-thorium untuk mengetahui kapan lukisan yang ada di gua La Pasiefa, Maltravieso, dan Ardales dibuat.
Standish menerangkan ketiga lukisan yang menggambarkan hewan, titik, dan tanda geometris itu dilukis dengan warna hitam dan merah. Menariknya, hasil lukisan ini dibuat dengan cara yang sama seperti manusia modern, yakni dengan stensil (dibantu pola cetakan), cetakan tangan, dan juga ukiran.
Mereka juga berargumen bahwa kaum Neanderthal sudah mempertimbangkan berbagai hal saat melukis. Mulai dari pemilihan lokasi, mempertimbangkan sumber cahaya, dan pencampuran pigmennya.
Terkait dengan simbol-simbol yang ada di dinding gua, seorang antropolog mengatakan bahwa budaya material simbolis selama ini sebenarnya hanya dikaitkan dengan spesies kita, manusia modern.
"Munculnya budaya material simbolis merupakan ambang fundamental dalam evolusi manusia. Ini merupakan pilar utama mengapa kita disebut manusia," kata Dr Dirk Hoffman dari Max Plank Institute for Evolutionary Anthropology.
"Artefak yang nilai fungsionalnya tidak begitu banyak digunakan dalam praktiknya dan lebih menggunakan simbol adalah proksi untuk aspek fundamental kognisi manusia seperti yang kita ketahui," imbuhnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/26/210200023/lukisan-gua-tertua-ini-sama-canggihnya-dengan-lukisan-modern