KOMPAS.com – “Anda harus memperbaiki masalah ini untukku,” tulis Cara Lucy O’Connor, seorang anak berusia 6 tahun dari Irlandia, kepada NASA.
Dalam suratnya tersebut, Cara meminta agar Pluto diangkat menjadi planet kembali setelah diturunkan posisinya menjadi planet kerdil pada 2006.
“Aku merasa Pluto seharusnya menjadi planet utama lagi seperti Merkuri, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus; karena dalam satu video berjudul ‘Ayo bertemu para planet’ yang aku tonton , Pluto ada di paling akhir,” tulis anak yang juga bermimpi menjadi astronot NASA dan menemukan planet baru untuk dinamai Unicorn ini.
Dalam video tersebut, Cara melihat bahwa Pluto dibuang ke tempat sampah dan merasa ketakutan karena Bumi. “Ini sangat jahat, karena tidak ada satu orang pun atau satu planet pun, atau bahkan satu planet kerdil pun, yang boleh dibuang ke tempat sampah,” tulisnya.
Permintaan Cara mungkin sulit untuk direalisasikan, tetapi surat yang ditulisnya tidak sia-sia. Ketua Divisi Sains Planet NASA, James Green, membalas suratnya.
Kapada Cara, Green menulis, aku setuju denganmu bahwa Pluto sangat keren –siapa sangka Pluto juga punya hati? Dunia ini sangat menarik dan selalu berubah. Bagiku, masalahnya bukan apakah Pluto adalah planet kerdit atau bukan, tetapi fakta bahwa Pluto adalah tempat yang sangat menarik dan perlu kita pelajari lebih lanjut.
“Aku harap kamu bisa menemukan planet baru, dan aku percaya bahwa jika kamu terus belajar dengan baik di sekolah, kami akan menemuimu di NASA,” tulisnya.
Walaupun baru dibalas, sebetulnya Cara yang dibantu oleh gurunya telah mengirimkan surat tersebut ke kantor pusat NASA pada April lalu. Dia juga mengirimkan surat serupa kepada European Space Agency. Beberapa bulan kemudian, Cara mendapatkan balasan yang ditunggu-tunggunya dari Green.
Dikutip Washington Post, Sabtu (17/2/2018), Green berkata bahwa dia menerima banyak surat setiap bulannya dan selalu meluangkan waktu untuk membalas satu per satu. Terakhir, dia membalas surat seorang anak laki-laki dari Turki yang khawatir akan keberadaaan planet lain di tata surya.
“Ini sangat menyenangkan bagiku. Membaca surat seperti ini dan mendapat kesempatan untuk mengetahui apa pendapat anak-anak ini menjadi istirahat dalam hariku. Oleh karena itu, aku meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka,” ujarnya.
Green juga memuji pengetahuan Cara akan Sabuk Kuiper dan menyemangati impiannya untuk menjadi astronot NASA.
Dia memberi contoh Nicola Fox yang lahir dan besar di kota kecil di Inggris, dan kini menjadi peneliti NASA dan Johns Hopkins University. Seperti Cara, kata Green, Fox berawal dari seorang gadis kecil yang bermimpi mendarat di bulan.
Status Pluto
Sebetulnya, yang menurunkan status Pluto menjadi planet kerdil bukanlah NASA, tetapi International Astronomical Union.
Berdasarkan pertimbangan IAU, sebuah planet harus mengorbit matahari, memiliki massa yang cukup untuk berbentuk bulat, dan tidak disaingi secara ukuran oleh obyek yang ada di sekitarnya.
Pluto telah berhasil memenuhi kriteria pertama dan kedua, tetapi gagal pada kriteria ketiga.
Namun, Cara tidak sependapat. Selain dia, ada banyak orang yang juga ingin mengembalikan status Pluto menjadi planet kembali. Bahkan pada tahun lalu, sekelompok peneliti NASA mengusulkan definisi planet yang lebih luas.
Dikutip dari USA Today 21 Februari 2017, Alan Stern selaku penyidik utama NASA untuk misi New Horizons ke Pluto dan kolega mengajukan proposal kepada IAU yang meminta agar seluruh objek berbentuk bulat di ruang angkasa yang lebih kecil dari bintang dianggap sebagai planet.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/21/200700223/nasa-balas-surat-anak-6-tahun-yang-ingin-pluto-jadi-planet-lagi