Hasil tes kehamilan dengan test pack menunjukkan hasil positif, tetapi dokter menyatakan tidak.
Bila perbedaan itu terjadi, Benny Johan Marpaung, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, meminta para wanita jangan buru-buru khawatir. Menurutnya, hal tersebut lumrah terjadi.
Dalam perayaan kelima Orami di Jakarta pada Rabu (21/2/2018), Benny menyampaikan bahwa perbedaan hasil antara tes kehamilan dan dokter bisa terjadi karena indikator yang dipakai.
Tes kehamilan menggunakan urine sebagai indikator kehamilan. Sementara saat memeriksakan ke dokter, perempuan akan dimonitor dengan ultrasonografi (USG).
Test pack akan menunjukkan perempuan hamil jika kandungan hormon kehamilan Human Chorionic Gonadotropin (hCG) lebih dari 50 iu/L. Akurasi tes itu adalah 99 persen.
Sementara dengan USG, dokter baru akan menyatakan perempuan hamil jika terlihat kantong kehamilan. Kantong itu sendiri baru terbentuk setelah empat minggu terjadi pembuahan.
“Ini biasanya muncul 20 hari setelah proses pembuahan. Akan tampak seusai 8 hari perempuan telat datang bulan,” ujar Benny.
Jika menemukan perbedaan, Benny menyarankan perempuan untuk menjalani USG ulang dua minggu kemudian agar mendapatkan kejelasan terkait kehamilan.
Benny menambahkan, seseorang disebut hamil ketika telah menunjukkan tanda subyektif dan obyektif. Tanda subyektif sering kali mengecoh sehingga seseorang dianggap hamil.
“Misal perempuan tidak menstruasi, mual muntah, tubuh mudah lelah, dan sering berkemih, langsung dianggap tengah hamil. Padahal, ini bukan tanda pasti. Ada orang yang tidak menampakkan tanda tersebut. Mual muntah dan tanda lainnya ini juga bisa jadi gangguan pencernaan,” ujarnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/21/190000223/test-pack-positif-tetapi-dokter-bilang-belum-hamil-kenapa-bisa