Kalau kita kerap menyeleksi calon pasangan sebelum diajak serius, hal yang sama pun dilakukan oleh burung penyanyi. Mereka juga mencari kecocokan lewat suara.
Ilmuwan syaraf yang mempelajari burung dari Columbia mengungkapkan bahwa burung penyanyi apapun jenis kelaminnya memiliki sistem kontrol suara untuk mengubah gelombang suara menjadi alat komunikasi seperti pesan. Pada akhirnya ini yang digunakan burung penyanyi untuk menemukan pasangan.
Menariknya, hal ini tak bisa dilakukan oleh hewan lain dan sistem otak pada burung penyanyi jantan dan betina memiliki perbedaan yang juga tak ditemukan pada spesies lain.
"Otak seukuran kacang polong pada burung penyanyi jantan dan betina memiliki perbedaan yang sangat kontras," kata Sarah Wooley, ilmuwan syaraf yang mempelajari burung finch dari Zuckerman Institute milik Universitas Columbia, dilansir dari The New York Times, Selasa (13/2/2018).
Laboratorium Dr. Woolley sebelumnya sudah meneliti sistem yang berhubungan dengan pendengaran burung penyanyi untuk memahami bagaimana otak mereka menyerap dan memproses suara.
Hasil temuannya mengungkapkan burung penyanyi sudah mempersiapkan untuk mencari pasangan hidup setelah mereka menetas. Selama 90 hari, saat otak burung masih mudah dibentuk, mereka akan mempelajari lagu dan nyanyian.
Pada burung penyanyi jantan, mereka memiliki sistem otak yang dapat mengenali lagu-lagu dari burung jantan lain dan mempelajari lagu milik ayahnya.
Selama tiga bulan tadi, mereka harus benar-benar berlatih, menghafal, dan menyempurnakan lagu agar pantas dibawakan saat mereka sudah dewasa dan matang untuk memilih pasangan hidup. Proses yang rumit itu harus dilakukan dengan teliti agar nyanyian pas didengar burung betina.
Tak hanya burung penyanyi jantan yang mempelajari lagu. Burung betina juga melakukan hal yang sama namun untuk tujuan berbeda.
Burung betina mendengarkan dan menganalisis lagu dari ayahnya agar saat burung jantan kelak datang dan melamar, ia dapat membandingkan lagu yang dibawakan burung jantan dengan lagu milik ayahnya.
Saat burung jantan datang melamar, Woolley mengamati burung betina akan memilih lagu yang rumit dengan banyak suku kata.
Seperti perempuan, rupanya burung betina juga sangat pemilih dalam menentukan pendamping hidup. Kalau nyanyian dianggap sederhana dan biasa saja, sudah pasti burung betina akan menolak. Tak ada burung betina yang mau berurusan dengan burung penyanyi jantan dengan suara kacau.
Bukan tanpa alasan burung penyanyi betina melakukan hal tersebut. Woolley mengatakan, mereka ingin pasangan yang dapat menemani sampai mati dan membantunya membesarkan keturunan.
Lagu seperti apa yang dianggap baik?
Seberapa baik lagu menurut burung betina bergantung pada predisposisi atau kecenderungan genetik untuk menyesuaikan suara yang spesifik dengan spesies mereka. Di sini pengalaman berperan penting.
Sebuah kasus yang ditemukan Dr Woolley, saat bayi burung dipelihara oleh spesies yang salah maka ia akan mempelajari lagu spesies yang salah.
"Keunikan burung penyanyi adalah pembelajaran vokal yang sangat jarang ditemukan pada hewan lain. Tak ada kera atau hewan pengerat manapun yang bisa melakukannya," kata Woolley.
Ia percaya, dengan mempelajari lebih banyak tentang burung penyanyi yang dapat memahami suara maka kita dapat mengambil hal ini untuk diterapkan pada manusia terkait pengembangan bahasa lisan awal untuk berkomunikasi.
Burung penyanyi setidaknya mengingatkan kita bahwa komunikasi yang baik dalam berhubungan akan membangun cinta yang kuat. Sebelum sepasang insan jatuh cinta, mereka harus berkomunikasi satu sama lain terlebih dulu bukan?
https://sains.kompas.com/read/2018/02/14/172900723/seperti-manusia-songbird-usaha-keras-agar-dipercaya-jadi-teman-hidup