Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Matahari Meredup pada 2050, Apa Efeknya bagi Pemanasan Global?

KOMPAS.com -- Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2017 memprediksikan bahwa suhu matahari akan meningkat 90 persen pada tahun 2100, dan suhu global akan meningkat dari 2 derajat menjadi 4,9 derajat. 

Namun, Dan Lubin, fisikawan dari Scripps Institution of Oceanography, justru berkata sebaliknya.

Bersama timnya di University of California San Diego, Lubin menemukan bahwa suhu global akan turun pada 2050. Pada saat itu, matahari akan menjadi lebih redup dan suhunya berkurang tujuh persen dari titik terendah biasanya dalam siklus 11 tahunan.

Fenomena Grand Minimum ini, kata para peneliti, berpotensi menyerupai Zaman Es Mini yang terjadi di Eropa pada pertengahan abad ke-17.

Sekilas, fenomena ini terdengar seperti solusi alami untuk perubahan iklim. Akan tetapi, para ahli khawatir bila fenomena ini malah menyebabkan permukaan laut naik secara drastis, banjir, dan kepunahan spesies.

Namun, Lubin berpendapat bahwa fenomena ini hanya akan memiliki sedikit efek karena jumlah gas rumah kaca di atmosfer lebih besar.

"Efek fenomena matahari hanya memperlambat pemanasan global, tetapi tidak akan menghentikan perubahan iklim akibat ulah manusia," kata Lubin dikutip dari Techtimes, Minggu (11/2/2018).

Temuan yang dimuat di Astrophysical Journal Letters tersebut juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan, efek penurunan suhu bumi akibat Grand Minimum hanya 0,25 persen dalam kurun waktu 50 tahun, dimulai pada tahun 2020. Hal ini akan membuat suhu rata-rata di permukaan Bumi mendingin sebesar sepersepuluh derajat Celsius.

Akan tetapi simulasi juga menunjukkan bahwa matahari akan kembali memanas pada 2070. Artinya, fenomena matahari ini hanya bersifat memperlambat pemanasan global.

https://sains.kompas.com/read/2018/02/13/170400623/matahari-meredup-pada-2050-apa-efeknya-bagi-pemanasan-global-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke