KOMPAS.com - Menjadi bahan lelucon orang lain tentu bukanlah hal yang menyenangkan. Marah, tersinggung, atau stres adalah reaksi wajar saat kita ditertawakan.
Namun ternyata, hal itu tidak berlaku jika kita menertawakan diri sendiri. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa orang yang sering menjadikan dirinya sendiri sebagai bahan lelucon memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Personality and Individual Differences ini bertentangan dengan beberapa penelitian sebelumnya tentang psikologi dalam humor.
Hingga saat ini, sebagian besar literatur penelitian menjelaskan bahwa menjadikan diri sendiri sebagai bahan lelucon dikaitkan dengan efek psikologis yang negatif.
"Secara khusus, kami telah mengamati kecenderungan besar untuk menertawakan diri sendiri adalah indikator tingginya nilai dalam dimensi kesejahteraan psikologis seperti kebahagiaan atau pada tingkat yang lebih rendah, keramahan," ungkap Jorge Torres Marin dari University of Granada, Spanyol dikutip dari Pakistan Today, Senin (12/02/2018).
"Hasilnya, kesejahteraan psikologis ini konsisten dengan konotasi positif yang secara tradisional dikaitkan dengan tindakan 'menertawakan diri sendiri' di Spanyol, juga menunjukkan bahwa efek humor ini terhadap kesejahteraan psikologis mungkin berbeda tergantung pada tempat penelitian berlangsung," sambung Martin.
Menyadari kekurangan penelitiannya tersebut, Martin dan koleganya menjelaskan bahwa mereka perlu melakukan penelitian baru yang bertujuan untuk menganalisis perbedaan budaya dalam penggunaan jenis humor ini.
"Penelitian kami sesuai dengan salah satu model teoretis yang bertujuan untuk mengatasi keterbatasan ini dan melengkapi psikologi humor dengan temuan yang baik, pengetahuan teoretis yang akurat," kata Hugo Carreto Dios, kolega Martin.
Meski begitu, para peneliti juga menunjukkan bahwa gaya humor tertentu bisa digunakan untuk menyembunyikan maksud dan perasaan negatif.
"Humor memungkinkan individu yang dianggap kurang bisa dipercaya untuk membangun kepecayaan, kedekatan, dan lain sebagainya dengan orang lain dan dengan menggunakan informasi penting untuk memanipulasi mereka atau mendapatkan keuntungan di masa mendatang," kata Gies Navarro-Carrillo.
Tak hanya itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa orang yang bisa menertawakan diri sendiri biasanya dapat mengelola amarahnya dengan lebih efektif. Mereka juga memiliki kecenderungan lebih rendan untuk menunjukkan reaksi marah.
Sebaliknya, orang yang cenderung menggunakan humor agresif atau egois tidak juga mengelola kemarahan. Secara khusus, humor agresif terkait dengan ekspresi kemarahan terhadap orang lain dan kecenderungan besar untuk mengalami kemarahan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menggunakan humor yang agresif, orang mungkin mengekspresikan perasaan negatif (seperti marah, benci, dan lain-lain) secara tidak langsung.
Humor yang merendahkan diri sendiri dikaitkan dengan kecenderungan yang lebih besar untuk menekankan kemarahan. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kemarahan tehadap orang lain berkurang atau dikendalikan. Mereka hanya tidak secara langsung menyatakan reaksi marah tersebut.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/13/121000523/menertawakan-diri-sendiri-ternyata-baik-bagi-kesehatan-mental