“Namun WHO akan meninjau ulang kebijakan tersebut,” kata Meta Herdiana Hanindita, dokter spesialis anak dalam kesempatan peluncuran buku baru di Jakarta pada Jumat (9/2/2018).
Semenjak anak berusia empat bulan, makanan yang diberikan sudah diperbolehkan ditambahkan bumbu. Tujuannya agar anak mempunyai preferensi rasa.
Khazanah rasa yang dipunyai anak bisa ditingkatkan setelah enam tahun. Bukan hanya garam dan gula yang boleh diimbuhkan dalam makanan.
“Saat ada yang mengeluh anak susah makan, bisa diakali dengan menambahkan garam pada makanannya. Jangan-jangan tidak mau makan karena rasanya hambar,” ujar Meta.
Namun, pemberian garam harus dibatasi. Jumlahnya tidak boleh lebih dari sejumput kecil jari.
Meta menekankan, konsep utama MPASI pada anak harus memenuhi angka nutrisi bagi tubuh.
MPASI terdiri 55 persen hingga 65 persen karbohidrat. Karbohidrat sendiri tidak wajib nasi. Mie dan pasta juga aman diberikan kepada anak. Alasan nasi menjadi pilihan saat MPASI karena nasi menjadi bahan pokok dominan di Indonesia.
“Orang tua juga harus mengajarkan tata cara makan yang baik. Prinsipnya anak meniru apa yang dia lihat. Misal ada pengasuh, ajarkan juga soal pemahaman ini,” ujar Meta.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/12/115251623/tambahkan-garam-pada-makanan-pendamping-asi-amankah