KOMPAS.com - Ikan bisa berjalan mungkin bukan hal yang benar-benar baru dalam dunia ilmu pengetahuan. Sejumlah jenis ikan yang bisa berjalan ditemukan beberapa tahun belakangan.
Meski penemuan ikan berjalan sudah sering, tapi tak banyak yang tahu mengenai ikan pertama yang mengembangkan kemampuan berjalan. Ikan tersebut adalah skate, jenis ikan yang berbentuk mirip pari.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cell. Dalam laporannya, para peneliti menyebut bahwa skate merupakan makhluk laut yang menunjukkan kemampuan berjalan lebih awal dari yang diperkirakan.
Penelitian ini didasarkan pada analisis genetik sel otak ikan skate kecil (Leucoraja erinacea), salah satu hewan bertulang belakang paling primitif.
Hasilnya, sistem otak yang menggendalikan gerakan ikan ini sangat mirip dengan mamalia. Dengan kata lain, makhluk laut ini adalah yang pertama yang mengembangkan perilaku berjalan.
Tim peneliti juga merekam video dari embrio skate kecil yang membuat gerakan seperti berjalan di dasar tangki. Dalam video berdurasi 1 menit 14 detik tersebut, ikan ini terlihat menggerakan dua organnya mirip dengan gerakan kaki yang berjalan.
"Jaringan saraf yang dibutuhkan untuk berjalan dianggap unik untuk hewan yang beralih menjadi hawan darat dari ikan sekitar 380 juta tahun lalu," ungkap Catherine Boisvert, salah satu peneliti dari Curtin University, Australia dikutip dari Science Alert, Jumat (09/02/2018).
Hal yang diungkapkan oleh Boisvert merujuk pada teori evolusi yang menyebut bahwa makhluk di darat adalah hasil evolusi dari makhluk laut.
Sekitar 375 juta tahun lalu, moyang makhluk darat keluar dari lautan. Mutasi untuk adaptasi terjadi hingga kemudian muncullah makhluk-makhluk baru yang bisa berjalan di daratan.
"Tapi penelitian kami menemukan bahwa skate kecil dan beberapa hiu basal telah memiliki jaringan saraf tersebut," imbuh Boisvert.
Uniknya, meski skate memiliki kemampuan untuk berjalan, ia tak pernah meninggalkan lautan.
Temuan ini menegaskan bahwa menurut sejarah genetik menunjukkan skate merupakan moyang terakhir dari hiu dan mamalia. Hal ini dikuatkan dari hasil perbandingan ekspresi genetik dari gen aktif milik hiu gajah dan hiu kucing.
Ini berarti bahwa skate adalah hewan evolusioner yang telah mengembangkan gerakan berjalan lebih dari 400 juta tahun lalu.
Urutan RNA juga menunjukkan bahwa cetak biru genetik (keunikan skate untuk mengendalikan anggotan badan, otot, serta tungkai) dapat menghubungkannya dengan mamalia. Skate kecil mungkin tidak memiliki kaki, tapi ia memiliki dua pasang sirip.
Sirip di dadanya berukuran besar dan digunakan untuk berenang. Sedangkan sirip pelvis yang lebih kecil memungkinkannya berjalan di dasar samudera.
Cara berjalan skate kecil ini mirip dengan cara berjalan hewan darat , yaitu gerakan kiri dan kanan secara bergantian. Gerakan yang dikenal sebagai daya gerak ambulatory.
Hal inilah yang membuat skate kecil sebagai subyek yang sesuai untuk mengetahui asal mula hewan berjalan.
"Umumnya, orang menganggap evolusi bergerak dari sederhana menjadi lebih rumit," ungkap Jeremy Dasen, salah satu peneliti dikutip daru Science Mag, Kamis (08/02/2018).
"Tapi faktanya, spesies yang relatif sederhana dan primitif ini menggunakan jenis jaringan rumit yang sama untuk menghasilkan jenis perilaku tersebut," imbuh ahli saraf dari New York University School of Medicine tersebut.
Temuan ini mendapatkan tanggapan dari ahli lain. Salah satunya adalah Brooke Flammang, seorang ahli biomekanika komparatif di New Jersey Institute of Technology.
"Ini adalah hal yang sangat menarik," ungkap Flammang.
"Ini benar-benar menunjukkan bahwa sirkuit saraf yang dibutuhkan untuk berjalan telah ada selama lebih dari 400 juta tahun ini," sambungnya.
Flammang juga mengatakan bahwa yang paling mengasyikan tentang temuan ini adalah menggarisbawahi gagasan adanya garis sejarah genetik dari hewan bertulang belakang yang menghasilkan berbagai jenis hewan lain.
"(Karya ini) benar-benar membuka jalan untuk memahami perbedaan antara organisme," tutup Flammang.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/09/180900123/mengenal-leucoraja-erinacea-ikan-pertama-yang-bisa-berjalan