KOMPAS.com -- Tahukah Anda, kanker paru merupakan jenis kanker pembunuh nomor satu di dunia?
Sayangnya, belum ada pakar yang menemukan metode untuk mendeteksi dini kanker yang menyerang saluran pernapasan ini.
Oleh karena itulah, Elisna Syahruddin dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Respiratori Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengingatkan masyarakat untuk rutin melakukan medical check up.
Hal ini dikemukakannya dalam acara Media Health Forum yang bertempat di Resto Bebek Bengil, Jakarta pada Selasa, (2/2/2018).
“Skrining untuk menemukan lesi pra kanker paru-paru belum ada di dunia. Beda dengan kanker serviks yang sudah ada,” ujar Elisna.
Elisna melanjutkan, jadi individu dengan risiko tinggi kanker paru-paru wajib memeriksakan diri ke dokter paru-paru setahun sekali, sedangkan orang dengan risiko rendah kanker paru-paru, harap berkonsultasi ke dokter paru tiap enam bulan sekali.
Peningkatan upaya pengendalian faktor risiko kanker paru-paru juga dianggapnya belum mampu mengatasi masalah kanker paru-paru. Pasien kanker paru-paru terus meningkat, begitu pula angka kematiannya.
“Saat divonis terkena kanker paru, satu sentimeter saja bagiannya, itu sudah jutaan sel kanker. Tandanya, sel kanker tersebut telah ada sejak 10 tahun lalu,” terang Elisna.
Perlu diingat bahwa sel kanker paru memiliki kemampuan bersembunyi hingga lebih dari satu dekade dan tidak ada gejala yang bisa dideteksi sedari dini. Artinya, seseorang baru akan diketahui terkena kanker paru jika sudah masuk stadium awal, yaitu stadium satu atau dua.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/07/130600623/skrining-kanker-paru-paru-belum-ada-ini-yang-bisa-anda-lakukan