KOMPAS.com -- Sejauh ini, belum ditemukan metode untuk mendeteksi kanker paru-paru sedari dini. Kanker paru-paru umumnya baru diketahui saat seseorang telah memasuki masa stadium awal.
Untuk itulah, Niken Wastu Palupi mengimbau masyarakat untuk mengendalikan faktor risiko kanker paru. Hal tersebut dikatakannya dalam acara Media Health Forum yang berlangsung di Resto Bebek Bengil, Jakarta pada Selasa, (2/2/2018).
Pengendalian kanker merupakan upaya preventif. Diharapkan dengan langkah pencegahan ini, angka kematian yang diakibatkan kanker paru bisa ditekan jumlahnya.
Niken meminta masyarakat mempraktikkan kampanye cegah kanker paru yang digalakkan pemerintah, yakni CERDIK. Melalui CERDIK, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet gizi seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.
Tak hanya itu, masyarakat dapat mengambil langkah berikut untuk mengurangi risiko terkena kanker paru.
Para perokok aktif harus mulai meninggalkan kebiasaan mereka. Dengan kandungan 69 racun dari 7.000 zat kimia yang ada, rokok berbahaya bagi tubuh dan kesehatan paru-paru. “Bagi perokok pasif, lebih baik jaga jarak dari perokok aktif," katanya.
Lalu, Anda yang tergolong kelompok berisiko kanker paru, seperti individu dengan riwayat kanker di keluarga atau pengidap TB-Paru, wajib secara rutin memeriksakan diri ke dokter paru. Ada baiknya juga untuk melakukan foto toraks minimal satu tahun sekali .
“TB-paru berisiko kanker paru. Infeksi yang menyerang bisa membuat paru-paru mengalami inflamasi atau peradangan,” ujar Niken.
Jika kelompok berisiko tersebut diketahui menunjukkan gejala kanker paru, pihak dokter akan memberi pengobatan adekuat. Satu bulan berselang, dokter akan mengamati perubahannya.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/06/193800923/mengenal-cerdik-usaha-dini-cegah-kanker-paru-paru