KOMPAS.com - Dari lima rasa yang bisa dikecap lidah kita - manis, asam, asin, pahit, dan umami - rasa asam adalah yang paling unik dan misterius.
Saat kita menggigit lemon, tanpa disadari otak akan mendapat pesan bahwa ada sesuatu yang asam masuk ke dalam mulut. Kita bahkan bisa membayangkannya dan langsung mengernyitkan mata.
Berbeda dari rasa pahit atau manis, para ahli biologi sulit mengidentifikasi protein apa yang terlibat dalam rasa asam sehingga bisa mendeteksi molekul yang terlibat.
Kini, sebuah penelitian yang terbit Kamis (25/1/2018) dalam jurnal Science melaporkan bahwa mereka telah menemukan protein yang memiliki peran penting dalam mendeteksi rasa asam dan manfaatnya bagi tubuh.
Para ahli biologi menemukan ada hubungan antara kemampuan telinga bagian dalam atau sistem vestibular untuk mengatur keseimbangan dengan rasa asam.
"Kami tidak pernah memperkirakan bahwa molekul yang kami cara dalam sel rasa juga akan ditemukan di sistem telinga bagian dalam," ujar Emily Liman dari University of Southern California, yang memimpin penelitian ini, dilansir dari Well and Good, Senin (29/1/2018).
Penelitian ini menunjukkan ternyata molekul protein yang selama ini dicari oleh para ilmuwan ternyata bersembunyi di dalam tubuh dan tidak pernah dibayangkan akan ada di sana.
Bila protein pada lidah untuk merasakan asam juga ditemukan ada di dalam vestibular, maka rasa asam bertanggung jawab pada keseimbangan tubuh manusia.
Artinya, semakin kental rasa asam dalam makanan maka akan semakin baik keseimbangan tubuhnya.
Temuan aneh ini ditemukan ketika Liman dan koleganya sedang mencari sensor assam. Mereka membuat daftar semua gen yang diekspresikan dalam sel rasa asam dan mengidentifikasi yang mungkin membuat sel peka terhadap asam.
Mereka telah menguji sekitar 40 gen sebelum menguji gen Otop1 (otopetrin 1) yang mengkodekan protein transmembran yang ada di dalam telinga manusia untuk mengatur keseimbangan.
"Ini adalah kejutan besar yang sangat mengejutkan bagi kami saat menemukan sel rasa asam ditemukan dalam Otop1," kata Liman dilansir New York Times, Sabtu (3/2/2018).
Tumpang tindih rasa makanan pada lidah dan kaitannya dengan telinga menjadi masuk akal. Peneliti mengatakan kemampuan seimbang tergantung pada terbentuknya kristal kecil kalsium karbonat di telinga bagian dalam.
Hal ini berada di atas sel rambut sensitif dan bergeser perlahan saat kita bergerak, memungkinkan kita tetap berdiri tegak.
Sebelumnya, peneliti sudah menemukan bahwa reseptor bau makanan masih tertinggal dan hidup di ginjal, reseptor rasa pahit ditemukan pada sinus dan testis, sementara reseptor rasa manis ditemukan di kandung kemih.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/05/190900523/keseimbangan-tubuh-ternyata-dipengaruhi-rasa-asam-kok-bisa-