Nigel hidup kesepian di pulau tersebut. ia merupakan burung gannet pertama yang datang dan mendiami pulau tersebut sejak tahun 2013. Nigel saat itu terpancing singgah ke pulau setelah mendengar seruan suara dan patung beton yang menyerupai burung.
Para pegiat konservasi gannet menempatkan burung palsu untuk menarik kehadiran burung gannet di pulau tersebut. Namun, hanya Nigel yang berhasil diundang. Ia menjadi burung ganet pertama selama 40 tahun yang tinggal di pulau tersebut.
Kesepian akhirnya membuat Nigel jatuh hati dengan salah satu dari 80 burung tiruan. Sampai akhir usianya, Nigel tidak pernah tahu bahwa burung yang ia sayangi adalah replika. Ia setia menjaga meski tidak ada respon dari pujaan hatinya.
Tanpa diminta, Nigel membuatkan sarang dari ranting pohon bagi burung replika itu. Dan, di situ pulalah Nigel dengan surai kuning cerah di kepalanya meregang nyawa.
“Mungkin dia kesepian. Dia pasti tidak pernah mendapatkan apa-apa dan itu pastilah merupakan pengalaman yang sangat aneh,” kata Chris Bell, pegiat konservasi yang juga tinggal di pulau itu.
Simpati atas kematian Nigel pun datang dari berbagai kalangan. Misalnya dari pegiat penanaman pohon, Friends of Mana Island. Nigel sukses mencuri hati para relawan. Sebagai ungkapan duka cita, kelompok ini bahkan sampai menciptakan puisi khusus bagi Nigel.
Kesedihan atas kematian Nigel menjadi bertambah. Ternyata, terdapat tiga gannet lainnya yang berhasil diajak tinggal di sana setelah dipancing sistem suara oleh para pejabat konservasi. Sayangnya, Nigel tidak menyadari itu. Padahal, ada kemungkinan untuk mengawinkan Nigel dengan burung yang baru datang tersebut.
“Ini seperti akhir yang salah,” ujar Bell. Kematian Nigel bersamaan dengan permulaan yang baik bagi Pulau Mana sebagai habitat burung gannet.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/04/200800423/kisah-haru-kematian-nigel-burung-kesepian-di-pulau-mana