Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inilah Susu Nabati Terbaik Pengganti Susu Sapi

KOMPAS.com - Susu berbasis tumbuhan menjadi salah satu alternatif pengganti susu sapi. Banyak varian susu berbasis tumbuhan ini, di antaranya adalah susu kedelai, susu beras, susu kelapa alias santan, dan susu almon.

Namun pernahkah Anda bertanya, bagaimana kandungan gizi keempat susu nabati tersebut? Apakah setara dengan susu sapi atau bahkan melebihinya?

Sama penasarannya dengan kita, para peneliti dari McGill University, Kanada membandingkan kandungan gizi susu sapi dengan keempat susu nabati tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi apakah susu berbasis tumbuhan tersebut merupakan alternatif yang baik dan sehat.

"Ya, masing-masing susu, termasuk susu sapi, memiliki manfaat kesehatan yang membantu tubuh kita," ungkap Sai Kranthi Vanga, kandidat PhD di Departemen Teknik Bioresource di McGill University dikutip dari Gizmodo, Kamis (01/02/2018).

"Tapi, jika kita berbicara tentang kegunaan sari segi nutrisi, maka sayangnya tidak. Tidak semua susu nabati itu sehat," imbuhnya.

Susu sapi dianggap memiliki nutrisi terbaik karena mengandung karbohidrat, lemak, dan protein paling banyak. Selain itu, kandungan dalam susu sapi tersebut juga memiliki potensi dalam memerangi kuman.

Misalnya saja protein, yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.

Sayangnya, meski sudah dipasteurisasi, susu sapi masih menjadi vektor paling umum untuk infeksi penyakit bawaan makanan. Di tambah lagi, salah satu alergi yang paling umum terjadi adalah intoleran laktosa (salah satu kandungan susu sapi).

Dengan kata lain, banyak orang yang mengalami alergi terhadap susu sapi. Hal ini juga yang membuat susu nabati naik pamornya.

Lalu bagaimana dengan kandungan nutrisi pada empat susu nabati yang telah disebutkan tadi?

Susu kedelai, salah satu susu nabati yang memiliki banyak nutrisi. Bahkan, di antara kandungan nutrisi susu kedelai, ada fitonutrien yang dikenal sebagai isoflavon yang mencegah kanker.

Susu kedelai juga memiliki keunggulan, yaitu mengandung lebih sedikit kalori dibanding susu sapi. Sayangnya, bagi beberapa orang, susu kedelai meninggalkan rasa khas yang kurang enak di mulut setelah mengonsumsinya.

Sedangkan susu beras memiliki kandungan yang hampir mirip dengan produk susu sapi. Hanya saja, susu beras tidak memiliki banyak nutrisi dan mengandung gula tiga kali lipat kandungan karbohidrat susu biasa.

Oleh karena itulah, para peneliti tidak menyarankan orang untuk mengonsumsi susu beras saja.

"Konsumsi susu beras sebagai alternatif susu sapi tanpa perawatan yang tepat dapat menyebabkan malnutrisi, terutama pada kasus bayi," tulis para peneliti dalam laporan di Journal of Food Science dikutip dari Time, Selasa (30/01/2018).

Pada susu kelapa atau santan, kandungan lemak baiknya cukup banyak jika rendah kalori. Sayangnya, jenis susus nabati yang satu ini hanya memiliki sedikit protein.

Terlebih lagi, saat susu kelapa atau santan disimpan cukup lama atau hingga 2 bulan, nilai nutrisinya memudar.

Terakhir, susu almon. Susu almon belakangan sedang naik daun karena dianggap punya banyak manfaat untuk tubuh.

Susu almon merupakan salah satu susu nabati yang rendah kalori. Selain itu, susu ini kaya akan lemak tak jenuh tunggal.

Para peneliti menyebut bahwa mendapatkan lemak sehat dari susu almon mungkin bermanfaat bagi penurunan berat badan dan manajemen berat badan. Sayangnya, susu almon juga rendah protein dan karbohidrat.

Dengan kata lain, susu almon kurang bergizi jika dibanding susu sapi atau susu kedelai.

Di akhir penelitiannya, para peneliti menyimpulkan bahwa susu kedelai merupakan alternatif terbaik sebagai pengganti susu sapi. Meski begitu, mereka mengakui bahwa rasa yang paling diterima oleh manusia adalah susu almon.

https://sains.kompas.com/read/2018/02/02/173500223/inilah-susu-nabati-terbaik-pengganti-susu-sapi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke