KOMPAS.com -- Jika Anda membaca laporan Kompas.com sebelumnya, Anda pasti tahu bahwa istilah supermoon, blood moon, dan blue moon tengah menjadi kontroversi di dunia astronomi.
Rukman Nugraha, peneliti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), misalnya, berpendapat bahwa fenomena pada Rabu malam (31/1/2018) kemarin disebut gerhana bulan total perige saja.
Kini, astrolog yang mencetuskan istilah supermoon angkat bicara. Dilansir dari The Atlantic, Rabu (30/1/2018), Richard Nolle yang seoranga strolog asal Tempe, Arizona berkata bahwa dia pertama kali memiliki ide tersebut pada tahun 1979.
Nolle kemudian memakainya di artikel berjudul Dell Horoscope yang terbit pada tahun 1980-an di sebuah majalah horoskop.
Alasan Nolle adalah untuk memudahkan orang ketika ingin menjelaskan tentang peristiwa gerhana bulan yang terjadi ketika posisi bulan berada di titik orbitnya yang terdekat dengan Bumi (Perigee Syzgy).
"Jadi, saya berpikir untuk mencari kata yang sedikit lebih eufonik atau enak didengar," kata Nolle seperti dikutip dari The Atlantic, Rabu (30/1/2018).
Dia pun mulai mendapati kata "supermoon" banyak digunakan di makalah sains dan teks berita sejak 2009.
"Penulis sains mulai menggunakannya dalam artikel mereka. Tentu, saya senang," kata Nolle.
Dia pun membandingkan dirinya dengan Joannes Kepler, ilmuwan asal Jerman di abad 17 yang belajar banyak tentang data-data meteorologi untuk mendukung teorinya saat menulis makalah dengan berbagai topik, termasuk astrologi. Belakangan, kata Nolle, para astronom banyak mengadopsi istilah-istilah yang Kepler gunakan.
Nolle sendiri dikenal sebagai astrolog yang mendukung teori bahwa gerhana bulan mempengaruhi terjadinya gempa bumi, gunung meletus atau perubahan perilaku manusia di Bumi. Sebuah mitos yang kerap dipecahkan oleh penelitian sains.
Ketertarikan Nolle terhadap pengaruh bulan terhadap bumi dimulai saat dirinya mengajar Angkatan Laut Amerika Serikat untuk berlayar sekitar tahun 1980-an.
"Ketika Anda berlayar di laut Atlantik atau di manapun, Anda akan waspada terhadap pasang surut gelombang laut. Tergantung seberapa bagus kapal Anda untuk bisa melalui ombak yang sewaktu-waktu bisa pasang dan surut, terutama saat supermoon menjadi pemicunya. Air laut sangat mudah masuk dan keluar dari saluran di kapal Anda," kata Noelle.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/01/210700823/istilah-supermoon-jadi-kontroversi-ini-kata-astrolog-yang-cetuskan