KOMPAS.com -- Masih ingat dengan Rocket Lab? Pada hari Minggu (21/1/2018), pemain baru di industri antariksa asal Selandia Baru itu berhasil meluncurkan roket mini berbiaya murah. Roket tersebut digadang-gadang akan menjadi pembuka era baru dalam akses komersial ke luar angkasa.
Namun, rupanya ada satu hal penting yang disembunyikan oleh Rocket Lab. Bersama dengan tiga satelit, Rocket Lab diam-diam mengirimkan sebuah patung seni bernama “Bintang Kemanusiaan” ke luar angkasa.
Berbentuk seperti bola disko, Bintang Kemanusiaan terdiri dari 65 panel yang memantulkan cahaya matahari. Ia juga akan berputar di luar angkasa sehingga akan selalu memantulkan cahaya matahari dan bisa dilihat dari negara mana pun.
Saking terangnya, Bintang Kemanusiaan disebut bisa dilihat dengan mata telanjang, seperti harapan CEO Rocket Lab Peter Beck yang ingin agar bintang buatan ini menjadi “benda paling terang di langit”.
Namun seperti yang dapat Anda duga, Bintang Kemanusiaan tidak mendapat tanggapan yang baik dari dunia astronomi.
Menurut para astronom, bintang buatan akan menganggu pengamatan benda-benda langit, mengambil ruang berharga di orbit, dan membuat satelit menjadi lebih sulit untuk diluncurkan.
“Ini bodoh, (Bintang Kemanusiaan) merusak langit malam dan menganggu pemandangan kita akan kosmos,” kata David Kipping, astronom dari Columbia University kepada Independent, Jumat (26/1/2018).
Sementara itu, ilmuwan planet Meg Schwamb mengatakan, melihat bulan dan planet di langit malam menciptakan perasaan kekaguman yang sama – kenapa kita harus punya bola disko buatan ini di orbit?
Astronom Eric Mamajek juga berkata bahwa apa yang dilakukan oleh Rocket Lab sama sekali bukan pencapaian baru karena Intenational Space Station telah lebih dulu bisa dilihat dengan mata telanjang di langit malam.
Terakhir, astronom Alex Parker juga membagikan gambar yang menunjukkan bagaimana satelit menganggu pengamatan benda langit dalam akun Twitter-nya.
https://sains.kompas.com/read/2018/02/01/193700323/rocket-lab-kirim-bola-disko-ke-luar-angkasa-astronom-mengamuk