KOMPAS.com -- Suatu waktu, Afrika pernah dihuni oleh spesies dinosaurus. Namun, paleontolog tak bisa banyak mengulik informasi mengenai mereka karena hanya sedikit sekali catatan fosil yang ditemukan dibenua ini.
Terhitung hanya ada lima fosil dinosaurus yang diketahui pernah ditemukan di Mesir.
Itulah mengapa ketika ada penemuan fosil di Gurun Sahara Mesir, hampir semua mata peneliti tertuju kesana.
Sebuah ekspedisi atas inisiatif Mansoura University Vertebrate Palaeontology (MUVP) berhasil menemukan dinosaurus dari keluarga sauropoda yang seukuran bus.
Sauropoda merupakan kelompok keluarga dinosaurus raksasa terbesar yang pernah hidup di daratan. Mereka berleher panjang, berekor panjang dan herbivora. Termasuk dalam kelompok ini adalah Brachiosaurus dan Diplodocus.
Peneliti kemudian menamai fosil yang ditemukan ini Mansourasaurus shahinae. Spesies ini hidup sekitar 80 juta tahun yang lalu, berukuran sekitar 8-10 meter dan memiliki berat sekitar 10 ton.
"Mansourasaurus shahinae merupakan spesies dinosaurus baru yang penting bagi dunia paleontologi Mesir dan Afrika," kata Eric Gorscak, peneliti dari The Field Museum dikutip dari Science Alert, Selasa (30/1/2018).
Lebih menariknya lagi, M shahinae juga ditemukan dalam kondisi terpelihara dengan baik. Para arkeolog telah menemukan bagian dari tengkorak, rahang bawah, tulang belakang leher, tulang rusuk, sebagian besar bahu dan kaki depan, bagian dari kaki belakang serta potongan-potongan pelat kulit.
"Ketika saya pertama kali melihat foto fosil (M shahinae) saya sangat terkejut. Begitu luar biasa dan fosil tersebut terawetkan dengan baik, " ujar Matt Lamanna peneliti lain dari Carnegie Museum of Natural History.
Namun, ada yang makna yang lebih besar dari penemuan fosil ini.
Sampai saat ini, Afrika masih menyimpan misteri mengenai hewan darat yang hidup di akhir era dinosaurus. M shahinae membantu menjawab pertanyaan, seperti hewan apakah yang tinggal di sana dan spesies apa yang memiliki hubungan dengannya.
Selama periode kapur akhir, Bumi terlihat sangat berbeda dengan tampilan saat ini. Pada saat itu, hanya ada satu benua besar bernama Pangaea. Benua super ini kemudian mulai terpisah dan mengalami beberapa perubahan geologis yang dramatis.
Nah, catatan fosil bisa membantu mengungkap bagaimana terjadinya evolusi yang membuat flora dan fauna berbeda satu sama lain seiring dengan terpisahnya benua.
Hesham Sallam, peneliti dari Departemen Geologi Unviversitas Mansoura, bersama timnya menganalisis tulang-tulang tersebut. Mereka menyimpulkan bahwa M shahinae lebih dekat hubungannya dengan saurupoda dari Eropa dan Asia daripada yang berasal dari Amerika Selatan bahkan Afrika Selatan.
Ini membuktikan bahwa setidaknya beberapa dinosaurus masih melakukan perjalanan antara Eropa dan Afrika di periode Kapur akhir.
Kini, para peneliti kembali melakukan pencarian fosil di Afrika Utara karena tidak menutup kemungkinan jika masih akan ada fosil lain yang ditemukan di luar sana.
"Sekarang kita memiliki sekelompok ahli paleontologi vertebrata yang terlatih di Mesir. Dengan akses yang mudah ke situs-situs fosil yang penting, kita memperkirakan laju penemuan lainnya akan meningkat di tahun-tahun mendatang," harap Sallam.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Ecology & Evolution.
https://sains.kompas.com/read/2018/01/31/120700623/fosil-dinosaurus-sebesar-bus-ditemukan-di-gurun-sahara-ini-artinya