Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Orang Religius Merasa Lebih Aman dan Terlindungi?

KOMPAS.com — Apa yang Anda rasakan saat mengingat Tuhan? Apakah Anda merasa lebih tenang atau punya perasaan lebih aman?

Jika ya, Anda tak sendirian. Sebuah penelitian terbaru menyebut bahwa berpikir tentang Tuhan membuat Anda merasa dilindungi dan didukung.

Hal ini membuat orang religius merespons iklan yang menakutkan dengan cara yang berbeda. Para peneliti dari University of Pittsburgh dan Duke University, Amerika Serikat, menyelidiki bagaimana pengaruh religius membentuk tanggapan kita terhadap iklan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti penontonnya.

Untuk itu, para peneliti merekrut 186 orang dari kelas bisnis dan kapel kampus yang tak merujuk pada suatu agama tertentu pada percobaan pertama. Mereka menunjukkan sebuah iklan tentang bahaya zat kimia pada botol plastik (bisphenol A/BPA) kepada kedua kelompok tersebut.

Hasilnya, kelompok pertama lebih mudah khawatir terhadap konten iklan tersebut.

Pada percobaan kedua, para peneliti merekrut 602 peserta. Para peserta diminta untuk menulis tanggapan terhadap kutipan tentang Tuhan yang memberi dukungan selama masa-masa sulit dan kutipan nonreligius.

Kelompok religius menunjukkan reaksi yang kurang takut terhadap risiko BPA. Sementara kelompok nonreligius cenderung mengurangi penggunaan botol air yang menggunakan BPA.

Pada pendekatan lain, 217 peserta yang dianggap lebih religius, yang menuliskan konsep Tuhan, membuat iklan asuransi banjir kurang efektif.

Dengan kata lain, temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Marketing Research ini menunjukkan bahwa keyakinan terhadap agama membuat orang kurang takut terhadap situasi yang berisiko.

"Kami menemukan bahwa orang yang memikirkan Tuhan tidak tertarik dengan produk yang menawarkan kehati-hatian dengan iklan yang berakar dalam ketakutan," ungkap Kaisha Cutright, co-author penelitian ini dikutip dari Newsweek, Rabu (24/01/2018).

"Jika sebuah iklan tentang vaksin dibuat dengan cara menakut-nakuti, misalnya, maka orang yang lebih religius cenderung tidak merespons," sambung profesor pemasaran dari Duke University tersebut.

Cutright juga menyebut, hal ini disebabkan mereka menarik kenyamanan, dukungan, dan rasa perlindungan yang diberikan Tuhan.

"Kami menemukan mereka percaya bahwa mereka akan didukung oleh Tuhan dan tidak peduli apa yang terjadi, sedangkan orang nonreligius tidak mungkin berpikir semuanya akan baik-baik saja," kata Cutright.

Temuan ini dianggap mempunyai implikasi pada iklan yang ditargetkan.

"Secara demografis, pemasar harus berpikir dua kali untuk menggunakan iklan berbasis rasa takut di daerah yang sangat religius, atau di antara orang-orang yang cenderung religius, seperti pada populasi yang lebih tua," ujarnya.

"Anda mungkin bisa menjual produk yang sama, tapi harus menggunakan taktik yang berbeda," imbuhnya.

Manariknya, penelitian ini menemukan efek yang sama, meski sedikit lemah, pada orang ateis. Ini menunjukkan bahwa orang-orang tidak beriman kuat pada Tuhan masih dikelilingi konsep Tuhan dalam budaya mereka.

Cutright juga menekankan bahwa temuan ini tidak menunjukkan bahwa agama atau keyakinan terhadap Tuhan mencegah orang untuk mendengarkan informasi tentang risiko atau bahaya. Sebaliknya, gagasan tentang Tuhan membuat otak memroses informasi semacam ini dengan cara yang berbeda.

https://sains.kompas.com/read/2018/01/26/100700123/benarkah-orang-religius-merasa-lebih-aman-dan-terlindungi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke