Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Alasan Kenapa Anda Tergoda Menonton Video Pencet Komedo

KOMPAS.com - Video tentang mengeluarkan jerawat atau komedo seolah membius penonton. Bahkan, seseorang bisa menonton video semacam ini berulang kali.

Hal ini terbukti dari akun Youtube milik Dr Sandra Lee, seorang ahli dermatologi yang dikenal secara online dengan Dr Pimple Popper. Video yang diunggah oleh dokter tersebut selalu mendapat banyak penonton, bahkan ditonton hingga puluhan juta kali.

Namun, pernakah terlintas dalam benak Anda, mengapa orang begitu tertarik dengan video-video tersebut?

"Saya pikir menonton video memencet (jerawat, komedo, atau semacamnya) mirip dengan menonton film horor atau mengendarai roller coaster untuk beberapa orang," ungkap Dr Lee dikutip dari Live Science, Kamis (18/01/2018).

"Anda mendapat euforia dan kegembiraan," imbuhnya.

Dan Kelly, seorang profesor filsafat di Purdue University, AS, menyebut meskipun penjelasan dari Dr Lee tidak berlaku untuk semua orang, tapi pengandaian roller coaster mungkin benar.

Bedanya, jika roller coaster dan film horor memberi ruang aman yang berhubungan dengan rasa takut, video memencet jerawat menyediakan rasa aman yang terlibat dengan emosi dasar manusia yang lain: jijik. Seperti rasa takut, Kelly menyebut bahwa jijik adalah emosi universal manusia yang ada terutama untuk melindungi Anda.

"Pandangan saya ada dua perintah utama dari perasaan jijik," ungkap Kelly.

"Satu untuk melindungi Anda dari memakan benda yang akan meracuni. Seseuatu yang mungkin mengganggu sistem pencernaan Anda akan membuat Anda jijik," sambungnya.

Sedangkan yang kedua, menurut Kelly, adalah perintah yang menjaga kita untuk menghindari penyakit.

"Anda bisa menganggap ini seperti sistem kekebalan tubuh," kata Kelly.

"Jika Anda melihat orang lain bersin dan membuang ingus, tentu akan menjijikan. Bagian yang menjadi alasan rasa jijik ini adalah indikator yang dapat diamati dan dipercaya bahwa orang tersebut sakit, seseuatu yang tidak ingin Anda alami. Jadi, Anda akan menjauh dari mereka," katanya lagi.

Menurut Kelly, atas dasar tersebut, kita akan sangat mudah terganggu oleh sesuatu yang memicu rasa jijik. Salah satu pemicu paling andal adalah cairan tubuh, yang diangap "penunjuk penyakit yang nyata".

Inilah alasan mengapa orang senang memperhatikan rekaman memencet jerawat. Sifat dasar manusia untuk mencari hal-hal yang bisa membuat mereka sakit, dan mengeluarkan jerawat atau komedo adalah suatu sensai yang membuat ketagihan.

"Jerawat besar adalah kelainan fenotipik. Mereka adalah indikator bahwa ada sesuatu yang salah," ujar Kelly.

Mungkin hal itu terlihat menjijikan karena Anda tidak ingin mengalaminya.

Makin Menjijikkan Makin Dapat Perhatian

Mungkin karena ada risiko kesehatan inilah orang kemudian memperhatikannya. Fenomena aneh yang kemudian terjadi adalah ketika orang mengakui bahwa ada sesuatu yang menjijikan, mereka justru ingin membagikannya.

Kelly menyebut hal ini berhubungan dengan reaksi biologis seseorang. Kelly menyebut, jika jijik adalah reaksi terhadap sesuatu yang bisa membuat sakit, maka berbagi penyebab jijik adalah cara untuk mengkomunikasikan potensi bahaya di lingkungan.

"Jika ada penyakit yang mencemari lingkungan, saya tertarik untuk menjauhinya, tapi saya juga ingin agar orang-orang tahu (tentang itu)," ujar Kelly.

"Karena jika mereka tertular, dan itu adalah bagian dari kelompok saya, maka saya mungkin akan tertular dari mereka," sambungnya.

Pandangan lain diungkapkan oleh Heather Berlin, asisten profesor psikiatri di Mount Sinai Hospital, New York. Berlin menyebut bahwa fenomena ini mungkin disertai dengan pelepasan hormon dopamin saat menyaksikan video tersebut.

Beberapa peneliti bahkan menganggap bahwa ada kepuasan tersendiri melihat sebuah pori-pori besar yang dibersihkan. Hal ini merupakan sebuah impuls biologis untuk merawat diri sendiri.

https://sains.kompas.com/read/2018/01/19/203300123/ini-alasan-kenapa-anda-tergoda-menonton-video-pencet-komedo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke