Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Sering Bersepeda Picu Disfungsi Ereksi?

KOMPAS.com - Bersepeda adalah salah satu olahraga yang mudah dilakukan. Tapi banyak olahraga yang satu ini juga menimbulkan kekhawatiran pada pria.

Salah satu kekhawatiran terkait dengan olahraga tersebut adalah disfungsi ereksi.

Namun penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Urology ini mungkin membuat para pehobi kayuh pedal ini bernapas lega. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa kesehatan seksual dan urologi tidak terkena dampak negatif karena bersepeda, terutama jika dibandingkan dengan renang atau lari.

"Kami percaya hasilnya akan memberi semangat bagi para pesepeda," ungkap Dr Benjamin Breyer, co-author penelitian ini dikutip dari Newsweek, Sabtu (13/01/2018).

"Bersepeda memberikan manfaat kardiovaskular yang luar biasa dan berdampak rendah pada sendi," sambung ahli urologi dari University of California-San Francisco tersebut.

Penelitian ini sendiri melibatkan 2.774 pesepeda, 539 perenang, dan 789 pelari. Para peneliti kemudian mengumpulkan berbagai kuesioner tentang kesehatan seksual, gejala prostat, dan gejala prostatitis kronis dalam tambahan pertanyaan mengenai infeksi saluran kemih, striktur uretra, mati rasa genital, dan luka di area selangkangan.

Peserta juga ditanya tentang kebiasaan mereka bersepeda, mulai dari intensitas bersepeda, kondisi jalan, hingga tipe sadel yang mereka gunakan. Para peserta ini kemudian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu orang yang bersepeda lebih dari tiga kali per minggu selama lebih dari 2 tahun dengan jarak tempuh rata-rata 40 km sehari dan kelompok yang tidak memenuhi standar tersebut.

Hipotesis sebelumnya menekankan bahwa tekanan pada area genital secara berkepanjangan dan trauma mikro selama bersepeda mengakibatkan dampak kesehatan reproduksi negatif. Namun hal ini disebut tidak tepat secara ilmiah oleh Breyer dan timnya.

"Kami percaya bahwa manfaat kesehatan yang dinikmati oleh pesepeda yang mengendarai dengan aman jauh lebih besar daripada risiko kesehatan," kata Breyer.

Temuan ini mengungkapkan bahwa pesepeda memiliki risiko kesehatan seksual dan saluran kencing yang sama dengan perenang maupun pelari. Tapi, beberapa pesepeda, bagaimanapun, lebih rentan mengalami striktur uretra (penyempitan saluran kemih).

Selain itu, salah satu temuan yang mengejutkan dalam penelitian ini adalah para pesepeda intensitas tingi justru memiliki fungsi ereksi yang lebih baik dibandingkan pesepeda intensitas rendah.

Dengan kata lain, baik karakteristik sepeda maupun jalan tampaknya tidak berdampak negatif terhadap kesehatan seksual pesepeda pria.

Penelitian ini juga menemukan bahwa menurunkan stang lebih pendek daripada sadel meningkatkan mati rasa di area gentital dan luka di selangkangan. Untuk mengatasi hal tersebut, para peneliti menyarankan untuk berdiri lebih dari 20 persen waktu saat bersepeda.

"Kami memantau lebih dekat pada mereka yang melaporkan mati rasa genital untuk melihat apakah ini adalah suatu prediksi untuk masalah masa depan," tutup Breyer.

https://sains.kompas.com/read/2018/01/17/112400023/benarkah-sering-bersepeda-picu-disfungsi-ereksi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke