KOMPAS.com -- Dibandingkan dengan perempuan, pilihan kontrasepsi bagi pria tidak banyak. Selama ini kita hanya mengenal kondom atau vasektomi sebagai pencegahan kehamilan untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Namun, kini sebuah terobosan baru sedang dikembangkan oleh para peneliti dari National Institute of Child Health and Human Development. Mereka sedang mengembangkan gel hormon yang dapat mengurangi produksi sperma.
Tim peneliti berharap efektifitas gel tersebut dapat diuji April mendatang.
Gel ini mengandung progestin sintetis bernama nestorone yang akan menghalangi testis menghasilkan sperma dan testosteron sintetis yang akan melawan ketidakseimbangan hormon.
Kombinasi yang berbeda antara progestin dan testosteron ini sebelumnya sudah pernah diuji dalam uji klinis yang hasilnya diterbitkan tahun lalu, hanya saja menggunakan metode suntikan yang dilakukan setiap dua bulan sekali.
Peneliti menemukan bahwa suntikan hormon tersebut 96 persen efektif untuk menekan jumlah sperma. Namun, uji coba dihentikan karena adanya keluhan dari pria mengenai perubahan suasana hati, nyeri otot, serta efek samping lainnya.
Kini gel kontrasepsi itu dibuat dengan kandungan testosteron sintetis yang jauh lebih sedikit daripada formula injeksi dengan harapan dapat mencegah terjadinya berbagai masalah lain.
Setidaknya ada 400 pasangan yang akan ambil bagian dalam studi ini. Mereka berasal dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Italia, Swedia, Cile dan Kenya.
Relawan pria akan mendapatkan sebotol gel yang akan mereka bawa pulang. Selanjutnya, mereka hanya perlu mengaplikasikan gel tersebut sekitar setengah sendok teh ke lengan atas dan bahu setiap hari.
Empat bulan pertama, pria akan menggunakan gel setiap hari, sementara pasangan mereka tetap akan menggunakan kontrasepsi pilihan mereka.
Jika jumlah sperma pria turun ke tingkat yang diinginkan maka fase berikutnya adalah mencoba menggunakan gel sebagai satu-satunya kontrasepsi selama setahun.
"Saya yakin jika pria menggunakan gel setiap hari dan mengaplikasikannya dengan benar. Itu akan efektif," tutur Stephanie Page, peneliti utama dalam studi ini dikutip dari Futurism, akhir tahun 2017 yang lalu.
Namun, yang perlu dicatat adalah relawan pria tidak boleh sampai kelupaan karena gel sudah diatur untuk menekan produksi sperma selama 72 jam saja.
"Tidak memerlukan banyak usaha untuk mengaplikasikannya. Hanya perlu mengingat untuk menggunakannya setiap hari," kata Diana Blithe, direktur program pengembangan kontrasepsi di National Institute of Child Health and Human Development.
Tim peneliti juga telah menunjukkan bahwa ada permintaan untuk produk ini. Meski demikian, kita mesti bersabar. Sebab masih dibutuhkan beberapa tahun lagi sebelum akhirnya gel itu tersedia secara luas.
https://sains.kompas.com/read/2018/01/16/210700423/kontrasepsi-gel-pria-pertama-di-dunia-segera-diuji-coba-tahun-ini-