Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Ikan Mola Lewat Kasus Terdamparnya "Mola ramsayi" di Buleleng

KOMPAS.com - Pada Jumat (12/01/2018) lalu ditemukan ikan mola terdampar di perairan dangkal dekat pelabuhan Buleleng, Bali. Ikan tersebut ditemukan dalam kondisi sekarat.

Saat para warga yang menemukannya ingin mengembalikannya ke laut, ikan ini malah mati.

Dilansir dari Mongabay, Senin (15/01/2018), Permana Yudiarso, Kepala Seksi Program dan Evaluasi Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar menyebut ini kejadian pertama ikan Mola ditemukan di perairan Buleleng. Tidak terlihat ada luka bekas alat tangkap perikanan seperti jaring dan lainnya.

Permana menambahkan bahwa ikan ini hidup di perairan dalam dan akan ke perairan dangkal untuk membersihkan jamur/parasit yang menempel di badannya.

“Ada beberapa spesies mola di dunia, di Nusa Penida diketahui sebagai Mola ramsayi. Kami menduga di perairan Bali Utara hingga selatan Sumenep, Madura sedang musim cumi dan plankton yang merupakan makanan ikan ini,” ungkap permana.

Lalu apa sih sebenarnya ikan Mola itu?

Ikan mola adalah ikan yang mendapat julukan sebagai ikan kurus terberat di dunia. Ikan mola mendapatkan julukan tersebut karena bentuk tubuhnya yang pipih.

Meski bentuk tubuhnya "kurus", berat ikan ini bisa mencapai lebih dari 2 ton.

Sesuai ukurannya, ikan mola betina menghasilkan lebih banyak telur daripada vertebrata lainnya di bumi. Ikan ini bisa menghasilkan hingga 300 juta telur.

Tak seperti ukurannya saat dewasa, saat menetas ikan ini hanya seukuran kepala paku. Uniknya lagi, bayi mola ini dilindungi oleh penutup kepala berbentuk seperti bintang yang transparan.

Penutup kepala tersebut berangsur-angsur hilang saat ikan mola muda tumbuh.

Selain itu, keunikan ikan mola terletak dalam cara mereka berenang. Apalagi, kita tahu bahwa ikan ini berbentuk pipih seperti cakram, sedikit sulit membayangkan bagaimana cara mereka berenang.

Ikan besar ini ternyata berenang dengan mengepak menggunakan sirip dorsal dan dubur mereka yang seperti sepasang sayap. Selain itu, mereka mengarahkannya dengan ekor palsu yang disebut dengan clavus di pantat mereka.

Tak hanya itu, ikan mola juga bisa dibilang sedikit jorok. Ikan ini memiliki masalah kebersihan.

Bahkan, para ilmuwan telah mendokumentasikan lebih dari 50 spesies parasit pada ikan mola.

Sering disebut Mola mola, padahal...

Biasanya, masyarakat umum menyebut ikan ini dengan nama mola-mola. Sayangnya, nama mola-mola tak tepat diperuntukkan untuk ikan besar ini.

Itu karena Mola mola merupakan nama satu spesies saja, yaitu genus Mola, spesies mola.

Padahal ada banyak jenis spesies ikan mola lainnya. Selama tahun 2017 saja, ada tiga spesies baru ikan mola yang ditemukan.

Pertama, ikan Mola mola, spesies terbesar dan paling terkenal. Spesies Mola mola ini bisa ditemukan hampir di mana saja, di perairan air hangat dan beriklim sedang.

Kedua, Mola ramsayi (saat ini namanya kembali menjadi Mola alexandrini) atau juga dikenal sebagai ikan matahari laut selatan. Biasanya spesies ini dapat ditemui di bawah garis katulistiwa seperti lepas pantai Australia, Selandia Baru, Chile, dan Afrika Selatan.

Ketiga, Mola tecta atau juga sering disebut ikan matahari penipu. Julukan tersebut diberikan karena spesies ini menyerupai ikan mola lain.

Diwartakan dari blog.nature, November 2017, Mola tecta sendiri mulai diperhatikan setelah ilmuwan Selandia Baru, Marianne Nyegaard mengurutkan DNA lebih dari 150 ikan mola. Nyegaard menemukan bahwa ada beberapa spesies mola.

Dia menemukan Mola mola, Mola ramsayi, Masturus lanceolatus (ikan mas dari genus berbeda) dan spesies yang masih misterius.

Pada 2014, sekelompok ilmuwan lain mengangkat seekor ikan mola dengan struktur aneh di pantatnya. Mereka mengambil foto dan sampel DNA dari ikan tersebut.

Hasilnya, ikan mola tersebut cocok dengan mola misterius sebelumnya. Karenanya, ikan ini dijuluki dengan ikan matahari penipu karena menyerupai ikan mola lainnya.

Mola tecta memiliki beberapa perbedaan dengan Mola mola dan Mola ramsayi. Ia memiliki sis yang lebih kecil, mulut yang tidak menonjol keluar, dan ekor "palsu" yang mulus tanpa banyak benjolan.

Sayangnya, spesies baru ikan mola ini belum diketahui wilayah persebarannya. Namun diperkirakan bahwa ikan ini memiliki persebaran yang sama dengan Mola ramsayi.

Indikator terumbu karang

Ikan mola merupakan ikan yang memiliki banyak parasit. Untuk menghilangkan parasit ini ia tak bisa melakukannya sendiri.

Karenanya, ikan yang biasanya hidup di laut dalam ini akan berenang ke laut dangkal untuk "berjemur". Saat berjemur, ia akan menunggu burung-burung laut untuk datang dan mematuk parasit dari tubuhnya.

Saat di laut dangkal, ikan ini juga akan menghampiri terumbu karang. Di terumbu karang inilah, ikan-ikan kecil akan menyambut untuk memakan parasit dari tubuhnya.

Dengan kata lain, ikan ini menjadi indikator terumbu karang. Saat banyak ikan mola yang mati di suatu perairan, bisa jadi terumbu karang di sana telah rusak karena ikan ini tidak dapat menghilangkan parasit dari tubuhnya akibat tidak adanya ikan karang.

https://sains.kompas.com/read/2018/01/16/170000523/mengenal-ikan-mola-lewat-kasus-terdamparnya-mola-ramsayi-di-buleleng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke