Kini, mereka telah berhasil memetakan dan sedikit memahami perilaku bintang-bintang di lingkungan paling padat di Bima Sakti.
Mereka melaporkannya dalam makalah pracetak dan mempresentasikannya dalam konferensi di American Astronomical Society, minggu ini.
Inti galaksi atau yang disebut tonjolan Bima Sakti yang diamati tersebut berjarak sekitar 26.000 tahun cahaya dari bumi.
Salah satu hal yang membuat para astronom tertantang untuk mempelajarinya adalah kepadatan jumlah bintang-bintang di inti galaksi.
Sebelumnya para peneliti menduga bahwa bintang-bintang di sana sudah berumur cukup tua.
Para astronom pun menggunakan teleskop luar angkasa Hubble untuk mencari bintang yang cukup mirip dengan matahari kita.
"Hubble memberi kita pandangan pencil-beam pada inti galaksi, kita bisa melihat ada ribuan bintang lebih banyak daripada yang terlihat dalam penelitian sebelumnya," kata Annalisa Calamida, seorang astronom di Space Telescope Science Institute, dilansir dari Newsweek, Kamis (11/1/2018).
Penelitian baru ini memprioritaskan kuantitas dengan menganalisis data Hubble selama sembilan tahun untuk melacak satu dari ribuan bintang yang seukuran matahari kita.
Dengan memasangkan informasi tersebut dengan komposisi kimia bintang yang berkaitan dengan umur bintang, tim peneliti dapat memetakan perilaku bintang.
Dari data tersebut, mereka menemukan bahwa bintang yang umurnya lebih muda bisa bergerak dua kali lebih cepat dari bintang yang lebih tua.
"Ini menunjukkan kegiatan di pusat galaksi lebih sibuk dari yang diperkirakan," katanya.
Hasil tersebut menandakan teori tentang bagaimana tonjolan bima sakti terbentuk tidak sesuai dengan fakta.
Menurut para peneliti, ini akan menjadi pekerjaan rumah baru untuk dicari tahu. Termasuk mencari tahu seberapa cepat bintang bergerak.
Namun, kabar baiknya adalah para peneliti akan mempunyai alat baru untuk mempelajari hal ini.
"Nantinya Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) yang diluncurkan tahun depan juga akan dipakai untuk mempelajari bintang ini," katanya.
JWST adalah teleskop penerus dari Hubble yang lebih canggih. Teleskop yang rencananya akan diluncurkan 2019 ini akan membantu manusia untuk melihat tempat jauh di luar angkasa yang sebelumnya tak terlihat.
https://sains.kompas.com/read/2018/01/13/203000423/peniliti-ungkap-perilaku-bintang-di-pusat-bima-sakti