KOMPAS.com - Salju di Gurun Sahara pada hari Selasa (9/1/2018) kemarin adalah fenomena langka yang hanya terjadi tiga kali selama 40 tahun terakhir. Sejarah mencatat kejadian serupa terjadi pada 1979, 2016, dan 2017.
Beruntung, seorang fotografer amatir berhasil mengabadikan fenomena tersebut untuk kita. Karim Bouchetata yang lahir di kota Aïn Séfra, Aljazair, mengabadikan bagaimana salju menyelimuti kota kelahirannya.
Menurut Karim, kota Aïn Séfra memiliki kondisi wilayah yang unik. "Kota ini memiliki empat kondisi lanskap yang berbeda, yaitu kota dengan bukit pasir, lalu hutan dan pegunungan, dan sekarang salju," katanya seperti dikutip dari Buzzfeed, Rabu (1/1/2018).
Dilaporkan sebelumnya oleh Kompas.com, Kota Ain Sefra memiliki suhu rata-rata 37,6 derajat celcius selama bulan Juli. Hal itu membuat penduduknya lebih terbiasa dengan panas ekstrem dibanding salju.
Untungnya, salju yang turun di Sahara ini tidak bertahan lama. Menjelang sore ketika suhu naik lima derajat celcius, salju mulai mencair.
Inilah hasil jepretan Karim saat kota "Gerbang ke Sahara" diselimuti salju:
"Saya menunggu untuk menyaksikan bagaimana salju mulai meleleh," katanya. Menurut dia, hasilnya tidak kalah mencengangkan.
Salju yang mulai mencair sedikit demi sedikit dalam beberapa jam saja meninggalkan jejak putih di padang gurun.
https://sains.kompas.com/read/2018/01/10/210600323/inilah-penampakan-langka-saat-gerbang-ke-sahara-diselimuti-salju-