Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ratusan Kelelawar Australia Mati Terpanggang Gelombang Panas

KOMPAS.com -- Ratusan kelelawar berkepala kelabu (Pteropus poliocephalus) mati akibat gelombang panas yang terjadi di Campbelltown, Australia selatan. Pasalnya, suhu di daerah tersebut mencapai 44,2 derajat celcius.

"Mereka pada dasarnya kepanasan," kata Kate Ryan, manajer untuk koloni kelelawar Campbelltown kepada Campbelltown-Macarthur Advertiser.

"Ini mempengaruhi otak mereka - otak mereka seperti kentang goreng dan mereka menjadi kesulitan berpikir," lanjutnya.

Menurut Ryan, suhu di atas 30 derajat celsius bisa membahayakan kelelawar muda. Mamalia itu akan kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh. Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya air dan tempat berlindung yang sedang dihadapi koloni kelelawar Campbelltown.

Dilansir Live Science pada Senin (8/1/2018), kelompok kelelawar tersebut tinggal di dekat stasiun kereta kota.

Campbelltown-Macarthur Advertiser mencatat setidaknya terdapat 204 kelelawar yang ditemukan mati. Dari jumlah itu, kebanyakan adalah bayi kelelawar.

Help Save the Wildlife dan Bushlands di Campbelltown dalam akun Facebook-nya memaparkan, jumlah kelelawar yang mati jauh lebih banyak dari perkiraan. Sebab, tak semua kelelawar berhasil dijangkau ketika berada di atas pepohonan.

"Ketika bangkai-bangkai tersebut ditemukan kembali dan ditempatkan di sebuah tumpukan untuk dihitung, jumlahnya telah mencapai 200, tidak termasuk ratusan yang masih tertinggal di pohon yang tak tersentuh. Sayangnya, beberapa kelelawar dewasa juga termasuk dalam hitungan. Itu adalah sore yang panjang dan memilukan...," tulis mereka.

Australian Bureau of Meteorology mencatat terjadinya gelombang panas yang cukup parah di New South Wales.

Pada 6 Januari 2017 lalu, sebuah stasiun cuaca di Penrith, pinggiran Sydney, mencatat suhu udara mencapai 47,1 derajat Celcius. Angka itu menjadi suhu terpanas kedua setelah tahun 1939 di wilayah metro Sydney mencatat suhu 47,8 derajat Celcius.

Kepala bagian penelitian perubahan iklim di Pusat Penelitian Atmosfer Nasional AS (NCAR), Gerald Meehl mengatakan, gelombang panas bukanlah hal baru bagi Australia. Namun, perubahan iklim mendorong kenaikan suhu menjadi lebih tinggi dan intens.

"Gelombang panas berlangsung di bawah kerangka latar belakang suhu yang menjadi lebih hangat, jadi gelombang panas alami menjadi lebih intens," kata Meehl kepada Live Science.

Untungnya, panas ekstrem diperkirakan akan mereda dalam beberapa hari mendatang. Para ahli meteorologi berkata bahwa gelombang panas dengan intensitas rendah akan bertahan di sebagian besar negara bagian Queensland, New South Wales bagian utara, dan Australia Tengah bagian selatan setidaknya sampai Rabu (10/1/2018).

https://sains.kompas.com/read/2018/01/09/190700423/ratusan-kelelawar-australia-mati-terpanggang-gelombang-panas

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke