KOMPAS.com - Di musim hujan seperti saat ini, menemui jalan berlubang tentu hal yang menyebalkan. Apalagi, jalan berlubang ini sering kali tak terlihat hingga bisa membahayakan pengendara dan merusak kendaraan.
Namun, pernahkah Anda bertanya mengapa jalan lebih cepat berlubang ketika musim hujan?
Dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat pada Senin (08/01/2018), Esti Lungit Widyarini, staff teknik di PT. Trans-Jawa Paspro Jalan Tol, menjelaskan bahwa jalanan berlubang bukan disebabkan oleh muatan dari beban kendaraan yang lewat, melainkan karena air.
"Sepengelihatan saya, kebanyakan jalan rusak karena tidak didukung drainase yang baik," ungkap Lungit, sapaan akrabnya.
"Coba lihat di jalan-jalan arteri, kebanyakan tidak didukung sistem drainase yang baik. Bahkan sering di samping-samping jalan tidak ada saluran pembuangannya," imbuhnya.
Air memang terkenal sebagai pelarut. Artinya, beberapa materi dengan mudah larut oleh air, termasuk materi penyusun jalan.
Terlebih lagi, jalanan aspal tersusun dengan berbagai materi yang mudah larut. Materi tersebut antara lain, batu kerikil, pasir, dan bahan agregat baru direkatkan dengan aspal.
"Secara prinsip, air itu harus secepat mungkin dialirkan supaya tidak menggenang di badan jalan," ujar Lungit.
Jika air tidak segera dialirkan, maka jalanan akan tergenang dan membuatnya lebih mudah rusak atau berlubang.
"Nah, air yang tidak terakomodir tersebut mencari jalan sendiri dengan mengisi pori-pori tanah sehingga membuat lapisan tanah jenuh air. Kalau tanahnya jenuh air, maka menjadi seperti bubur," ujarnya.
"Apalagi atasnya terbebani oleh kendaraan-kendaraan yang lewat. Otomatis jalan pun akhirnya jadi rusak," sambungnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/01/09/173500023/kenapa-jalan-lebih-mudah-berlubang-saat-musim-hujan-ini-penjelasannya