Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Panya, Gajah yang "Menumpang" Helikopter

KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan seekor gajah yang "menumpang" helikopter? Itulah yang baru-baru ini terjadi di Kenya.

Proyek Gajah Mara, sebuah program konservasi yang berbasis di Kenya membantu gajah yang memerlukan pertolongan. Biasanya, organisasi ini menyelamatkan bayi gajah yang orang tuanya terbunuh akibat berburuan gading.

Namun pada November 2017 lalu, seekor bayi gajah yang kabur dari manusia diselamatkan oleh kelompok ini menggunakan helikopter. Hal ini dibuktikan dengan video penyelamatan bayi gajah malang tersebut.

Dalam video berdurasi 1 menit 15 detik itu, terlihat dua petugas lari dari arah hutan. Salah satunya menggendong seekor bayi gajah yang berukuran kecil menuju helikopter.

Bayi gajah tersebut pun diangkut menggunakan helikopter. Mereka menuju pusat penelitian taman nasional.

Selanjutnya, bayi gajah itu dibawa ke "panti asuhan" David Sheldrick Wildlife Trust di Nairobi. Di sana ia dirawat dan dimonitor semalaman.

Setelah tujuh jam berlalu, anak gajah tersebut akhirnya bisa berdiri sendiri, ungkap Marc Goss, CEO dari proyek gajah Mara.

"Intervensi dengan bayi gajah yang ditinggalkan adalah sesuatu yang teratur kami lakukan," kata juru bicara Proyek Gajah Mara dikutip dari National Geographic, Senin (01/01/2018).

"Namun, ini pertama kalinya kami memiliki anak gajah sebagai penumpang di helikopter kami, biasanya mereka sedikit terlalu besar untuk perjalanan ini," sambungnya.

Anak gajah ini lahir prematur. Karenanya, ia terlalu pendek untuk mencapai puting susu sang induk.

Umumnya, gajah Afrika yang baru lahir memiliki berat sekitar 90 kilogram dan bisa berdiri dengan tinggi 1 meter. Tapi menurut Goss, bayi gajah yang baru mereka selamatkan tersebut hanya memiliki berat sekitar 100 kilogram.

Goss mengatakan bahwa induk gajahnya mencoba selama berjam-jam untuk membuat bayi ini berdiri. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa terjadi, dan akhirnya induk gajah tersebut meninggalkannya.

Anak gajah yang ditinggalkan ini awalnya ditemukan oleh para wisatawan pada suatu malam. Segera setelah menemukannya, para wisatawan menghubungi pihak konservasi untuk memindahkan anak gajah ini dan memberinya makan.

Sesampainya di "panti asuhan", para dokter melakukan serangkaian tes pada anak gajah ini untuk memastikan tubuhnya sehat. Mereka menemukan bahwa anak gajah ini adalah betina dan menamainya Panya.

Para petugas memberi Panya selimut agar tetap hangat. Selain itu, mereka juga memberinya susu dengan botol yang disangga dengan kedua kaki anak gajah tersebut.

Rob Brandford, direktur eksekutif David Sheldrick Wildlife Trust tidak menjelaskan sacara rinci tentang kondisi Panya. Itu karena kondisi bayi gajah tersebut masih dalam tahap perawatan kritis.

"Panti asuhan" tersebut telah menyelamatkan lebih dari 20 gajah yatim piatu pada 2017. Semua gajah yang direhabilitasi di sana nantinya akan diintergasikan kembali ke alam bebas.

Gajah biasanya melahirkan dua hingga 4 tahun sekali. Itupun setelah mereka melewati masa gestasi (mengandung) 22 bulan, masa terlama dibanding mamalia lain.

Setelah lahir, bayi gajah nantinya akan bergantung pada susu induknya pada dua tahun pertama.  Pada masa itulah biasanya bayi gajah akan menambah berat badannya kira-kira berfluktuasi 100 kilogram selama seminggu.

Gajah prematur biasanya tidak dapat bertahan hidup panjang. Contohnya di Kebun Binatang Pittsburgh, Inggris.

Pihak kebun binatang memutuskan untuk melakukan euthanasia (suntik mati) terhadap bayi gajah prematur yang lahir di kebin binatang tersebut. Keputusan ini diambil setelah bayi gajah tersebut tidak dapat menambah berat badan selama berbulan-bulan.

Para petugas telah mencoba memberi makan anak gajah tersebut melalui tabung dan berkonsultasi dengan ahli gajah sebelum memutuskan hal tersebut.

Meski kondisi Panya saat ini tidak dipublikasikan, namun pihak "panti asuhan" akan tersu merawatnya.

"Panya memiliki jalan yang panjang untuk menempuh hidupnya, karena gajah kecil ini sangat rapuh dan rentang," kata Brandford.

"Begitu ia melewati beberapa bulan kritis pertama, kami akan fokus pada usaha yang dilakukan banyak orang untuk menyelamatkan anak gajah ini," tutupnya.

https://sains.kompas.com/read/2018/01/03/220400923/kisah-panya-gajah-yang-menumpang-helikopter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke