KOMPAS.com - Saat ini, mempelajari bahasa baru sudah seperti kebutuhan. Berbagai cara dilakukan agar bisa berbahasa lain selain bahasa ibu yang dipakai sehari-hari.
Belum lama ini, Angela Grant seorang psikolog sekaligus peneliti bahasa kedua dari Pennsylvania State University, berkata bahwa belajar bahasa asing akan lebih mudah saat orang mulai mengaktifkan kembali memori sebelum tidur.
Saat Anda sudah bersiap tidur, biasanya lampu dimatikan, dan mata tertutup. Alih-alih masuk ke alam mimpi, Anda justru teringat hal lain yang terjadi sepanjang hari. Inilah yang dinamakan proses mengaktifkan memori.
Anehnya, Grant berkata bahwa proses mengaktifkan memori adalah proses normal yang tidak disadari manusia dan sebenarnya dapat memperbaiki ingatan.
Hipotesis ini bermula setelah dia mendiskusikan tentang mengaktifkan memori dengan para periset lain saat pertemuan tahunan Cognitive Neuroscience Society, di New York City.
Salah satunya yang hadir Ken Paller dari Northwestern University di Illinois, Amerika Serikat.
Bersama degan koleganya, Paller menemukan bahwa saat sedang melakukan deep sleep atau tidur dengan gelombang lambat, maka akan terjadi aktivasi ulang memori karena sinkronisasi saraf meningkat dan banyak neuron yang aktif.
"Penelitian Paller ini menarik untuk belajar bahasa asing karena saat otak mengaktifkan memori selama tidur dalam gelombang lambat, ia dapat dimanipulasi untuk memperbaiki ingatan tertentu," ujar Grant dikutip dari Big Think, Senin (1/1/2018).
"Misalnya Anda mendengar sebuah melodi dan gambar saat masih terjaga. Kemudian saat Anda tidur dengan gelombang lambat diiringi melodi tadi, maka ingatan akan gambar juga muncul," jelas Grant.
Jika diaplikasikan untuk pembelajaran bahasa asing, Grant berkata bahwa hasil penelitian Paller akan sangat bermanfaat untuk mengingat kosa kata dengan metode immersion (metode pengajaran dengan menggunakan penutur dari bahasa asli)
Dia mengatakan, aktivasi ulang memori memiliki peran penting untuk membantu pembelajaran bahasa yang efektif.
Oleh karena itu, Grant pun mengonklusikan bahwa belajar bahasa asing tidak cukup hanya dengan berlatih. Hal ini juga perlu dikombinasikan dengan tidur nyenyak yang cukup.
"Pengaktifan kembali memori tampaknya dapat memperbaiki ingatan kita dan membimbing keputusan kita. Semakin lama seseorang tidur, maka secara langsung akan merangsang memori," katanya.
https://sains.kompas.com/read/2018/01/03/080500523/ternyata-belajar-bahasa-asing-bisa-dibantu-dengan-tidur