Seperti yang ditulis oleh Paul Van Slembrouck untuk Medium, warna pada mata sebenarnya bersifat struktural dan melibatkan beberapa rumus fisika yang cukup menarik.
Iris sendiri terdiri dari dua lapisan. Epitel adalah lapisan di belakang dan stroma merupakan lapisan di depan.
Epitel terdiri dari dua sel tebal yang mengandung pigmen warna coklat dan hitam. Jika Anda perhatikan mata orang lain, terkadang Anda dapat melihat bintik kecil dan senar hitam. Nah, itu sebenarnya epitel yang tampak.
Sebaliknya, stroma merupakan serat kolagen yang tidak berwarna. Kadang, stroma mengandung pigmen melanin coklat, tetapi ia juga bisa benar-benar bersih dan tidak mengandung melanin.
Bagi mereka yang memiliki warna mata hijau, saat cahaya masuk ke mata dan diserap pigmen, partikel di stroma akan menyebarkan cahaya sebagai hasil dari efek Tyndall yang menciptakan rona biru. Hal ini mirip seperti hamburan Rayleigh yang membuat langit berwarna biru.
Saat dikombinasikan dengan melanin berwarna coklat, mata kemudian akan tampak hijau.
Sementara itu, mata berwarna biru adalah yang paling menarik. Sebab, seluruh warnanya struktural.
Orang dengan mata biru memiliki stroma yang sama sekali tak berwarna dan tanpa pigmen. Artinya, dia juga memiliki kandungan deposit kolagen berlebih.
"Ini berarti semua cahaya yang masuk itu tersebar kembali, dan akibat dari efek Tyndall, menciptakan warna biru," tulis Slembrouck seperti dilansir dari Science Alert, Selasa, (2/1/2018).
Menariknya, mata berwarna biru sebenarnya tidak memiliki warna tetap. Semuanya tergantung pada jumlah cahaya yang tersedia saat mereka yang memiliki warna biru melihat.
Pewarnaan struktural seperti ini juga terjadi pada kupu-kupu, daging sapi, buah beri, dan masih banyak lagi.
https://sains.kompas.com/read/2018/01/02/213300723/kenapa-ada-orang-yang-bermata-biru-sains-menjelaskan