Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Konsumsi Suplemen Kalsium Tak Turunkan Risiko Patah Tulang?

KOMPAS.com - Sebuah pandangan umum menyebut mengonsumsi vitamin D dan suplemen kalsium bisa membantu oarang tua untuk tidak mematahkan tulangnya. Tapi baru-baru ini sebuah penelitian menyebutkan kebalikan dari pandangan ini.

Para peneliti memeriksa kembali data dari 33 percobaan sebelumnya dengan total lebih dari 51.000 orang berusia 50 tahun atau lebih yang tinggal di masyarakat dan bukan di panti jompo atau institusi lainnya.

Dari data tersebut, mereka tidak menemukan perbedaan risiko patah tulang di antara orang yang mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D dengan yang tidak mengonsumsi.

"Sudah waktunya untuk berhenti mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk orang tua yang tinggal di masyarakat," ungkap Dr Jia-Guo Zhao, penulis utama penelitian ini dikutip dari Channel News Asia, Rabu (27/12/2017).

Sebenarnya, vitamin D dapat membantu tubuh menggunakan kalsium untuk mendukung kesehatan tulang. Karenanya, banyak orang tua yang disarankan mengonsumsi satu atau kedua suplemen ini.

Umumnya, asupan vitamin D harian yang disarankan untuk kebanyakan orang tua adalah 600 IU (international units). Tapi setelah berusia 70 tahun biasanya dosisnya ditambah menjadi 800 IU.

"Panduannya harus diubah," kata Zhao yang juga merupakan peneliti di departemen bedah ortopedi di Rumah Sakit Tianjin, China.

"Kami berpikir bahwa memperbaiki gaya hidup, berolahraga cukup dan cukup sinar matahari, dan menyesuaikan diet mungkin lebih penting daripada mengonsumsi suplemen ini," imbuhnya.

Para peneliti juga menggarisbawahi bahwa orang bisa mendapatkan cukup vitamin D dengan menghabiskan waktu di luar ruangan. Selain itu, orang tua juga bisa menurunkan risiko patah tulang dengan mempertahankan berat badan yang sehat atau melakukan latihan yang dirancang untuk meningkatkan keseimbangan dan koordinasi.

Jika seseorang mengonsumsi vitamin D dengan dosis 1.000 IU atau lebih, mereka justru berisiko terkena efek samping yang serius. Apalagi jika mereka mengonsumsi vitamin D bersamaan dengan suplemen kalsium sebagai kombinasinya.

Beberapa penelitian sebelumnya menghubungkan dosis tinggi vitamin D dengan peningkatan risiko terjatuh, patah tulang, batu ginjal, kanker tertentu, hingga kematian dini.

Untuk itu, para peneliti memeriksa data hanya dari uji klinis yang secara acak menugaskan beberapa orang untuk mengonsumsi vitamin D atau kalsium dan beberapa orang untuk tidak menerima pengobatan sama sekali. Mereka melihat risiko patah tulang pinggul, tulang belakang, dan jenis patah tulang lainnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal American Medical Association (JAMA) ini menyebut kurangnya hubungan antara suplemen tersebut dengan risiko patah tulang pada pria dan wanita. Hal itu juga tidak berpengaruh berapapun dosis suplemen atau riwayat patah tulang yang pernah dialami.

Sayangnya, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Di antaranya, analisisnya tidak mencakup pengukuran kadar vitamin D dalam darah pra-perawatan yang mungkin berpengaruh pada seberapa besar risiko patah tulang yang terkena dampak.

Selain itu, beberapa percobaan yang dilakukan bukanlah eksperimen berkualitas tinggi.

Dr Kurt Kennel, sorang spesialis endokrinologi, metabolisme, dan nutrisi dari Mayo Clinic di Minnesota menyebut bahwa kekurangan vitamin D yang parah memang bisa menyebabkan hilangnya kepadatan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.

"Pesan utama yang sebenarnya tidak baru namun diperkuat oleh penelitian ini adalah bahwa wanita menopause dan pria yang lebih tua dengan osteoporosis seharusnya tidak menyamakan suplemen kalsium dan/atau vitamin D dengan perawatan yang memadai untuk mengurangi risiko patah tulang osteoporosis," ungkap Kennel, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Osteoporosis, atau hilangnya kepadatan tulang, terjadi secara alami seiring bertambahnya usia dan juga bisa dipercepat saat wanita mengalami menopause.

"Hampir setiap pedoman menyatakan bahwa kalsium makanan adalah pendekatan awal untuk mendapatkan kalsium yang cukup, sehingga dalam hal ini tidak ada perubahan pada pedoman yang dibutuhkan," imbuh Kennel.

Tapi orang yang sudah mengonsumsi suplemen sebaiknya tidak langsung berhenti tanpa berkonsultasi dengan dokter.

"Inisiasi rutin suplemen kalsium dan vitamin D pada wanita dan pria yang lebih tua untuk pencegahan patah tulang sebaiknya tidak disarankan," tambah Kennel.

https://sains.kompas.com/read/2017/12/27/170000923/benarkah-konsumsi-suplemen-kalsium-tak-turunkan-risiko-patah-tulang-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke