Sekitar 1.000 tahun lalu, dunia tiba-tiba mengalami perubahan iklim yang besar yang disebut anomali iklim abad pertengahan. Beberapa bagian dunia seperti Eropa menjadi lebih hangat, sedangkan di bagian lain seperti di Timur Tengah dan Arktika cuaca menjadi semakin dingin dan ekstrem.
Namun, rupanya orang-orang Arktika kuno telah berhasil beradaptasi dan bertahan hidup melawan dingin yang luar biasa akibat perubahan iklim.
Fakta ini diketahui dari peninggalan yang masih tersimpan baik sampai saat ini di bawah bukit cagar alam Jembatan Darat Bering di Semenanjung Seward, Alaska Barat.
"Di bawah rerumputan ini, setidaknya ada 50 sampai 60 rumah, bahkan mungkin 70 (rumah)," kata arkeolog Owen Mason dari Universitas Colorado, Boulder, dilansir dari NPR, Minggu (17/12/2017).
"Cara mereka membuat rumah itu sangat menakjubkan," tambah Claire Alix, arkeolog dari University of Pantheon-Sorbonne dan Univerity of Alaska Fairbanks, yang memimpin penggalian tersebut.
Rumah itu merupakan pondok tepi pantai yang sangat cerdas. Di dalamnya ada tiga ruangan, termasuk dapur, yang dibuat dalam beberapa tingkatan. Peneliti menduga, rumah ini dirancang agar udara dingin tidak masuk dan menjaga penghuni rumah tetap hangat selama musim dingin. Lantai dan dindingnya terbuat dari batang pohon.
Mason mengungkapkan, di dalam rumah itulah tersimpan petunjuk bagaimana orang-orang bertahan hidup saat terjadi perubahan iklim luar biasa sekitar 1.000 tahun lalu.
Peneliti sudah menggali lubang raksasa untuk mengetahui isi kabin kayu yang berusia ribuan tahun. Mereka berencana untuk memulihkan lebih dari seribu artefak yang tertinggal di dalamnya selama beberapa minggu ke depan, seperti tembikar, panah, tulang, dan bahkan pakaian dari kulit yang usianya lebih dari 1000 tahun.
"Ini cara yang sangat efisien. Dengan bola, kebutuhan pangan keluarga bisa terpenuhi. Burung menjadi sumber makanan lain saat sumber makanan lain hilang karena perubahan iklim," kata Mason.
"Senjata ini (bola) sepertinya muncul saat terjadi perubahan iklim," sambungnya.
Selain bola, manusia-manusia pada zaman ini juga membuat inovasi jarum untuk luka. Alat ini pada dasarnya adalah paku kecil yang dibuat khusus untuk menutup luka pada binatang yang terbunuh.
"Ini seperti segel di tempat luka sehingga darah tertahan dan tidak hilang saat dibawa kembali ke kabin. Ini akan memberi nutrisi yang baik," jelas Mason.
Kini, dunia kembali mengalami perubahan iklim, dan para peneliti berkata bahwa pelajaran yang bisa kita ambil dari temuan ini bukanlah teknologi yang digunakan manusia arktika pada saat itu, melainkan idenya.
Mason mengatakan, teknologi dan inovasi mengikuti tantangan iklim dan kebutuhan makanan. Itulah gagasan yang dilihat oleh para arkeolog Arktika baik secara langsung maupun tak langsung.
Hal ini mungkin terdengar sebagai paradoks, terutama jika mengingat bahwa teknologi secara tidak langsung membuat manusia terlibat dalam kekacauan iklim. Namun, teknologi juga merupakan kunci untuk keluar dari masalah. Inilah yang harus kita pelajari dari manusia Arktika.
"Perubahan iklim bisa menjadi kendala dan membatasi orang, tapi hal ini juga memberi kesempatan untuk memasuki daerah baru," kata Dennis O'Rourke, seorang antropolog di University of Kansas yang sedang membantu penggalian.
https://sains.kompas.com/read/2017/12/20/210400923/pelajaran-dari-manusia-arktika-kuno-tentang-perubahan-iklim