Meski konvensional, proses melahirkan normal tetap menjadi pilihan utama dalam melahirkan sang buah hati. Namun, tak semua wanita dapat melakukannya, misalnya pada wanita yang memiliki mata minus.
Dr. Iwan Soebijantoro, SpM(K) mengatakan, bahwa orang yang memiliki minus mata tinggi memiliki risiko lebih tinggi mengalami perobekan retina mata. Kondisi ini juga dapat terjadi meski hanya menjalani aktivitas biasa.
"Banyak ditemui dalam klinis, ternyata (pada) retinanya sudah ada robekan kecil atau rengat (retak bergaris) pada orang dengan minus mata tinggi,” kata Iwan pada acara media gathering di Kinik mata Jakarta Eye Center (JEC), Tambora, Jakarta, Selasa (19/12/2017).
Hal ini tentu saja berpengaruh saat wanita menghadapi proses persalinan normal. Saat melahirkan normal, wanita harus mengejan dalam waktu yang cukup lama.
Jika seorang wanita awalnya sudah memiliki robekan yang kecil di retinanya, pada saat mengejan robekan pada retina bisa melebar atau istilahnya retina detachment. Akibatnya tidak main-main, yakni berpengaruh pada gangguan penglihatan hingga kebutaan.
Iwan menuturkan, setiap pasien dengan mata minus lebih dari 6 dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan retina. Sebab, dari sejumlah pasien sebelumnya didapati bahwa mereka yang memiliki mata minus lebih dari 6 punya risiko lebih tinggi retinanya robek.
Kabar bahagianya, wanita dengan mata minus tinggi masih memiliki kesempatan untuk bisa melahirkan normal. Namun sebelumnya, ibu harus menjalani pemeriksaan retina terlebih dahulu.
"Pada waktu dia (wanita) sudah hamil antara tujuh atau delapan bulan, kita lakukan pemeriksaan retinanya. Kita akan lihat apakah retinanya tipis atau ada kerobekan. Jika semuanya bagus, kita perbolehkan lahir normal,” tutup Iwan.
https://sains.kompas.com/read/2017/12/20/203100723/wanita-dengan-mata-minus-bisa-melahirkan-normal-asal-