KOMPAS.com - Sebuah fosil unik kembali ditemukan oleh para arkeolog. Fosil ini adalah satu berbentuk bulat, lebih kecil daripada sebutir pasir, dan ketika diamati lebih detail menyerupai alat musik akordeon.
Awalnya, para peneliti bingung tentang fosil mikroskopis ini. Mereka menamainya Pseudooides yang artinya "telur palsu" karena kemiripannya dengan embrio binatang.
Selama bertahun-tahun, para peneliti mengira fosil berusia 537 juta tahun itu adalah embrio anthropoda, kelompok yang mencakup serangga, laba-laba, dan kepiting. Namun, pandangan baru mengungkapkan hal berbeda.
Penelitian terbaru menyebutkan bahwa fosil tersebut adalah nenek moyang ubur-ubur modern. Philip Donoghue, ahli paleobiologi dari University of Bristol di Inggris mengatakan bahwa fosil aneh ini merupakan embrio dari Pseudooides, moyang ubur-ubur modern yang berkembang dengan cara berbeda.
Kasus identitas keliru terjadi karena garis sangat kecil di permukaan fosil tersebut mirip dengan segmentasi larva anthropoda. Donoghue dan koleganya kemudian mencari tahu bagaimana segmen ini tumbuh dan mengetahui bahwa garis tersebut sama sekali bukan segmen larva.
Tim penelitian tersebut menggunakan Swiss Light Source, sebuah akseerator partikel raksasa di Swiss untuk memasukkan sinar X ke dalam fosil tersebut. Sinar X ini digunakan untuk menggambarkan bagian dalam fosil unik tersebut.
Hasilnya, rincian segmen pada fosil tersebut tak lebih dari hanya pada permukaannya saja.
"Kami menemukan bahwa yang menyerupai segmen tersebut bukan benar-benar segmen, hanya lipatan selubung berbentuk gelas dilipat yang mencakup organisme mirip anemon," kata Donoghue dikutip dari Live Science, Rabu (13/12/2017).
Sinar X tersebut juga ditujukan untuk melihat lebih dekat pada fosil embrio ini. Hal itu memungkinkan Donoghue dan timnya menggunukan fitur resolusi yang kurang dari seperseribu milimeter.
Gambaran sangat rinci pada "segmen" fosil tersebut mengungkap bahwa garis itu tidak menembus seluruh fosil. Dalam temuannya, garis itu merupakan lipatan permukaan yang akan terbuka seperti akordeon.
Embrio awal
Tak hanya menemukan bentuknya yang unik, Donoghue juga menemukan bahwa hewan kuno itu berkembang dengan cara yang sangat berbeda daripada ubur-ubur modern. Dia menjelaskan bahwa fosil yang diperkirakan berasal dari periode Kambria (sekitar 541-485 juta tahun lalu) itu, mampu memberitahu kita bagaimana embrio pada masa itu hidup.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Bilogical Sciences ini menjelaskan fosil tersebut juga memberitahu kita mengenai evolusi embrio makhluk hidup, khususnya ubur-ubur.
"Embrio fosil ini memberi kita wawasan langsung tentang embriologi hewan Kambria dan, jika dibandingkan dengan embriologi hewan modern, kita dapat menyimpulkan bagaimana embriologi telah berevolusi untuk menciptakan tubuh hewan hidup," ujar Donoghue.
Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa Pseudooides berkembang langsung dari embrio ke fase dewasa. Ini adalah perbedaan mencolok jika membandingkannya dengan ubur-ubur modern. Hal ini diungkapkan oleh Luis Porras, mahasiswa yang membantu penelitian ini dari University of Bristol.
"Embrio ubur-ubur modern biasanya berkembang menjadi larva mirip alien aneh yang bermetamorfosis menjadi seperti anemon dewasa sebelum memasuki fase ubur-ubur dewasa (menyerupai medusa, dewi dalam mitologi Yunani yang berambut ular)," ungkap Porras dikutip dari Phys.org, Selasa (12/12/2017).
"Pseudooides melakukan hal-hal berbeda dan lebih efisien, ia berkembang langsung dari embrio ke ubur-ubur dewasa. Mungkin ubur-ubur modern adalah panduan buruk untuk hewan kuno," sambungnya.
https://sains.kompas.com/read/2017/12/19/120000223/unik-ubur-ubur-kuno-ini-berbentuk-seperti-alat-musik