Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kompres Panas atau Dingin, Mana yang Cocok untuk Keram Saat Lari?

Namun, patut diingat bahwa jika Anda ingin berlari, pemanasan terlebih dahulu merupakan kewajiban yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko keram.

Meski demikian, terkadang cedera keram tetap dapat muncul meski telah melakukan pemanasan. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Dokter spesialis kedokteran olahraga dr Rachmad Wishnu Hidayat, SpKO mengatakan, keram merupakan spasme otot atau kaku otot yang terjadi karena otot berkontraksi terlalu keras. Nyeri akibat keram bersifat lebih merata di otot, tak terjadi hanya pada satu titik.

Saat keram muncul, pelari dapat beristirahat terlebih dahulu. Lalu, minumlah minuman yang mengandung isotonik dan lakukan peregangan pada otot yang keram. Jika mampu, pijatlah otot yang keram untuk melemaskan otot.

“Yang harus dilakukan kalau mau dikompres itu kompres panas supaya ototnya rileks,” kata Wishnu dalam acara peluncuran Marathon Fit Panel di kawasan Jakarta Selatan, Mingu (17/12/2017).

Sebaliknya, Wishnu berkata bahwa kompres dingin dapat membuat otot semakin kaku.

Kompres dingin lebih disarankannya untuk keseleo pada persendian, misalnya saat melakukan lari cepat, tendon achilles robek dan menimbulkan nyeri serta pembengkakan.

“Kalau keseleo persendian bengkak. Itu baru dikompres pakai es. Jadi bukan buat keram,” kata Wishnu.

Kompres es berfungsi untuk mengurangi pembengkakan di sekitar daerah yang keseleo. Selain itu, kompres es juga berguna untuk mengurangi rasa sakit.

Setelah mengetahui cara penanganan cedera keram, Anda pun siap untuk mengikuti perlombaan lari. 

https://sains.kompas.com/read/2017/12/18/210000523/kompres-panas-atau-dingin-mana-yang-cocok-untuk-keram-saat-lari-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke