Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kilas Balik 7 Fenomena Hujan Meteor Paling Menakjubkan pada 2017

KOMPAS.com - Siapa sangka 2017 menjadi tahun yang meriah di langit Indonesia. Pasalnya, langit kita tahun ini dihiasi oleh setidaknya tujuh hujan meteor besar.

Dilansir dari New York Times, Senin (11/12/2017), berikut adalah ketujuh hujan meteor itu mulai dari awal tahun hingga akhir tahun ini.

1. Hujan Meteor Quadrantids

Sebenarnya hujan meteor Quadrantids sudah dimulai sejak 28 Desember 2016 hingga 12 Januari 2017. Akan tetapi, hujan meteor yang satu ini puncaknya terjadi pada 3 Januari 2017 pukul 22.00 WIB.

Hujan meteor yang berasal dari rasi bintang Bootes ini seolah-olah hendak membuat pertunjukan "kembang api" sendiri di langit. Apalagi ada 50 meteor per jam yang bisa kita saksikan.

Hal unik lain dari  Quadrantids adalah induknya yang bukan komet seperti hujan meteor kebanyakan. Induk hujan meteor yang satu ini adalah asteroid sehingga ia menjadi lebih redup dibandingkan lainnya.

2. Hujan Meteor Lyrid

Hujan meteor Lyrid berasal dari rasi bintang Lyra. Hujan meteor tersebut dimulai pada 16-25 April 2017.

Untuk puncaknya, hujan meteor yang telah dilihat sejak 2.700 tahun lalu ini terjadi pada 22 April 2017.

Hujan meteor tersebut berasal dari komet Thatcher yang mengelilingi matahari setiap 415 tahun. Dengan kata lain, kita hanya bisa melihatnya kembali pada tahun 2276 yang akan datang.

3. Hujan Meteor Eta Aquarid

Hujan meteor ini berasal dari rasi bintang Aquarius. Eta Aquarid terjadi pada 24 April hingga 19 Mei 2017 dan puncaknya pada 7 Mei 2017.

Eta Aquarid memperlihatkan 20-30 meteor per jam. Uniknya, hujan meteor ini berindukkan komet Halley.

Dengan kata lain, Eta Aquarid merupakan kembaran dari hujan meteor Orionid yang memuncak pada Oktober 2017.

4. Hujan Meteor Perseid

Bisa dikatakan hujan meteor Perseid merupakan salah satu hujan meteor terbesar sepanjang tahun 2017. Itu karena jumlah meteornya yang cukup banyak, yaitu 160 hingga 200 meteor per jam pada puncaknya.

Perseid sendiri merupakan hujan meteor yang berasal dari rasi bintang Perseus. Hujan meteor ini dimulai pada 13 Juli dan berakhir 26 Agustus 2017, dengan puncak pada 12 Agustus 2017.

Selain itu, Perseid akan menampilkan fireball atau meteor terang. Inilah mengapa Perseid menjadi hujan meteor paling diburu para pengamat langit.

5. Hujan Meteor Orionid

Seperti yang sudah disebutkan, Orionid merupakan hujan meteor kembaran Eta Akuarid. Hujan meteor ini terjadi sejak 25 Agustus hingga 19 November 2017.

Puncaknya sendiri sekitar 22 Oktober 2017. Lama dari hujan meteor ini memang menjadi daya tarik bagi para pengamat lain.

Orionid biasanya menyapa bumi setiap 76 tahun. Ini berarti kita bisa kembali melihatnya pada 2061.

6. Hujan Meteor Leonid

Salah satu hujan meteor paling ditunggu para pengamat langit adalah Leonid. Hal ini karena ia tak hanya menghasilkan "hujan" tapi "badai" meteor.

Kerapatan meteor Leonid mencapai 1.000 meteor per jam, terutama pada puncaknya 18 November 2017.

Leonid yang berasal dari rasi bintang Leo ini menginduk pada komet Temple/Tuttle yang mengorbit setiap 22 tahun. Jika tak sempat menyaksikannya tahun ini, Anda punya kesempatan lain pada 2050 nanti.

7. Hujan Meteor Geminid

Di penghujung tahun, langit Indonesia akan dimeriahkan oleh hujan meteor Geminid. Seperti namanya, hujan meteor ini memancar dari rasi bintang gemini yang puncaknya pada 14 Desember 2017.

Hujan meteor ini juga seunik Quadrantids di awal tahun. Sebabnya, meteor ini menginduk pada asteroid.

Selain itu, asteroid yang menjadi induknya cukup aneh. Pasalnya, asteroid yang disebut 3200 Phaethon itu tergolong berpotensi berbahaya bagi bumi.

https://sains.kompas.com/read/2017/12/14/170000823/kilas-balik-7-fenomena-hujan-meteor-paling-menakjubkan-pada-2017

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke