Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sisi Gelap dari Kemilau Glitter dan Alasan Kita Tak Perlu Memakainya


KOMPAS.com – Siapa yang tidak menyukai glitter? Benda kecil yang mengkilap itu menjadi pemanis beragam pernak-pernik aksesoris. Tidak jarang, glitter juga digunakan dalam riasan wajah untuk menunjang kecantikan dan daya tarik.

Ternyata, glitter tak selalu membuahkan keindahan. Sampai-sampai beberapa ilmuwan ingin membumihanguskan benda ini untuk selamanya.

Dari segi lingkungan, serbuk ini disebut dapat memberikan dampak buruk. Ujaran ini salah satunya datang dari peneliti Trisia Farrelly, seorang dosen senior di lingkungan dan perencanaan pada Universitas Massey, Selandia Baru.

Lalu, apa alasannya? Hal ini karena glitter merupakan mikroplastik, plastik berukuran kurang dari 0,19 inci (5 milimeter) yang terdiri dari bit polimer atau polyethylene terephthalate (PET).

Dilansir dari Live Science, Kamis (30/11/2017), mikroplastik merupakan sumber utama dari polusi laut. Sebuah penelitian pada tahun 2014 di jurnal Plos One memperkirakan terdapat sekitar 5,25 triliun keping plastik mengambang di seluruh lautan dunia dengan berat mencapai 268.940 ton (243.978 metrik ton). Dari jumlah itu, 92,4 persen adalah mikroplastik.

Sebagian mikroplastik itu adalah kepingan tipis yang telah terkelupas dari barang plastik lebih besar, seperti botol air, alat pancing atau tas belanja plastik.

Masalah berikutnya pun muncul. Para penghuni laut menganggap sampah ini sebagai makanan mereka. Hasil penelitian di jurnal Science yang terbit 3 Juni 2016, Oona M Lonnstedt dan Peter Eklov mencontohkan, larva ikan kakap putih sering memilih untuk makan plastik dari pada makanan normalnya.

Tidak mengherankan jika dengan penelitian tersebut menemukan bahwa makanan berbahan plastik dapat mengganggu kesehatan dan kelangsungan hidup ikan dalam jangka panjang. Bahkan zooplankton, basis rantai makanan laut, juga ikut memakan plastik.

Pelarangan glitter dalam lingkup kecil telah dilakukan oleh Tops Day Nurseries, organisasi yang membawahi 19 tempat penitipan anak di selatan Inggris.

Seperti diberitakan Kompas.com pada Jumat (17/11/2017), Ketua Tops Day Nurseries, Cheryl Hadland beralasan glitter tak baik bagi lingkungan. Dengan begitu, ribuan anak di Inggris dilarang membubuhkan glitter di kartu ucapan Natal.

Keputusan itu mendapat dukungan dari anggota Masyarakat Konservasi Laut, Sue Kinsey.

"Langkah ini akan meningkatkan sebuah momen yang lebih besar bagi kelestarian lingkungan," ucap Kinsey.


https://sains.kompas.com/read/2017/12/03/201000423/sisi-gelap-dari-kemilau-glitter-dan-alasan-kita-tak-perlu-memakainya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke