KOMPAS.com – Jika masyarakat awam ditanya “Siapa yang paling rentan mengidap HIV?”, kebanyakan akan menjawab pekerja seks komersial atau yang berhubungan sesama jenis.
Namun, data yang dikumpulkan dari tahun 1987 hingga 2014 oleh Pusat Data Informasi HIV AIDS dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan kenyataan yang berbeda. Ibu rumah tangga justru lebih berisiko terinfeksi HIV daripada pekerja seks komersial (PSK).
Lebih dekat, hasil serupa juga ditemukan di Riau. Dari data sampai Agustus 2015, jumlah PSK yang terkena HIV di Riau hanya tujuh orang, sedangkan ibu rumah tangga mencapai 41 orang. Angka ini juga menunjukkan kecenderungan meningkat.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (10/11/2017), Mareno selaku Koordinator D-KAP Riau, organisasi pemerhati HIV/AIDS Riau berkata bahwa PSK justru lebih bersiap untuk mencegah HIV dengan memakai kondom.
“Adapun ibu rumah tangga lebih banyak ditularkan oleh suaminya yang berperilaku menyimpang di luar rumah,” imbuhnya.
Masalah ini diperkeruh dengan keengganan ibu rumah tangga untuk mencegah penyebaran dan penularan HIV.
Artikel Hellosehat yang ditulis oleh Fauzan Budi Prasetya dan datanya ditelaah oleh dr Tania Savitri mengungkapkan bahwa masih banyak ibu rumah tangga yang menolak menjalani tes HIV.
Alasannya bermacam-macam. Ada yang karena sedang hamil, merasa malu atau tabu, atau menganggap dirinya dan pasangan tidak pernah berhubungan dengan orang lain.
“Menurut Yusniar Ritonga, seorang konselor HIV/AIDS, hanya ada 10 persen orang yang bersedia ikut dalam tes HIV setelah mereka menikah,” tulis Fauzan.
“Padahal, seperti yang kita tahu, ada banyak cara penularan HIV/AIDS selain lewat hubungan seksual. Bisa dari pisau cukur, bisa dari jarum suntik, atau pun benda lain yang tidak steril dan pernah terkena darah dari pengidap AIDS,” imbuhnya.
Menghadapi dilema ini, solusi yang diusulkan oleh Fauzan dan dr Tania adalah dengan menggunakan kartu skor berisi pertanyaan-pertanyaan terkait pekerjaan dan aktivitas seksual diri dan pasangan.
“Jika suami Anda bekerja sebagai supir truk atau bis lintas provinsi dan jarang pulang ke rumah, maka bisa jadi Anda adalah kelompok berisiko dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut,” tulis Fauzan.
Namun, yang paling penting adalah menyadari bahwa semua orang bisa tertular HIV, meski telah berstatus ibu rumah tangga. “Karenanya, lebih baik mencegah dan mengobatinya secepat mungkin,” tutup Fauzan.
https://sains.kompas.com/read/2017/12/01/170500023/ibu-rumah-tangga-lebih-rentan-terinfeksi-hiv-daripada-psk-kok-bisa-