Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Aritmia lewat Kasus Kematian Bondan Winarno

KOMPAS.com - Kabar meninggalnya presenter kuliner Bondan Winarno cukup mengejutkan publik. Lama tak terdengar kabarnya, tiba-tiba presenter yang akrab dengan slogan Maknyus ini dikabarkan mengalami sejumlah masalah pada jantung.

Salah satu yang menyedot perhatian publik adalah mengenai komplikasi aritmia yang dialami Bondan pasca menjalai operasi jantung.

Apa sebenarnya aritmia itu?

Dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon pada Rabu (29/11/2017), dr Dian Setiawan Sp JP FIHA M Kes, menyebutkan aritmia adalah kelainan denyut jantung.

Aritmia berarti detak jantung yang tidak normal. Aritmia berarti detak jantung Anda keluar dari pakem ritme normalnya.

"Aritmia terjadi karena denyut tidak teratur. Memang aritmia itu basically, kelainan yang ada dalam jantung atau komplikasi yang terjadi akibat kelainan jantung yang lain," ujar cardiologist Indriati Heart Centre Solo Baru tersebut.

 “Aritmia bisa merupakan kelainan bawaan, atau bias jadi juga merupakan komplikasi penyakit yang sudah berat. Seperti penyakit jantung koroner dan gagal jantung,”

Dilansir dari WebMD, Kamis (29/07/2017), aritmia mungkin terasa seperti jantung yang berdetak kencang dan ditambahkan ritme terlalu cepat (takikardia) atau terlalu lambat (bradikardia). Bahkan bisa jadi, Anda tidak merasakan apapun karena beberapa aritmia bisa tanpa gejala pada awalnya.

Seperti yang dikatakan Dian, aritmia bisa disebabkan banyak hal. Mulai dari memang bawaan kelainan jantung, hingga komplikasi yang muncul setelah berbagai masalah jantung yang dialami seseorang.

Tipe Aritmia

Dian juga menyebutkan bahwa aritmia punya banyak macam. Tingkat keparahannya pun beragam, mulai dari ringan hingga dapat menyebabkan kematian. Berikut ini adalah beberapa aritmia yang sebagian dikutip WebMD berikut ini:

1. Kontraksi atrial prematur, merupakan denyut ekstra awal yang dimulai di atrium. Biasanya, kontraksi ini bervariasi mulai dari yang awalnya ringan hingga dapat membahayakan jiwa. Seperti pada penyakit atrial fibrasi yang dapat menimbulkan tromboemboli hingga stroke.

2. Kontraksi ventrikel prematur (PVC), adalah salah satu aritmia yang paling sering terjadi dan bila kondisinya berat bisa membahayakan jiwa. Hal ini dapat berhubungan dengan stres atau terlalu banyak kafein atau nikotin. Namun bisa juga, PVC disebabkan oleh penyakit jantung atau ketidakseimbangan elektrolit.

5. Paroxysmal supraventricular tachycardia (PSVT), yaitu detak jantung yang cepat. Biasanya dengan irama yang teratur.

6. Jalur tambahan takikardi, yaitu detak jantung lebih cepat karena ada jalur listrik jantung tambahan.

8. Takikardia ventrikel (VT), yaitu irama jantung berkontraksi cepat yang dimulai dari ruang  ventrikel jantung. VT ini bisa menjadi masalah serius hingga menyebabkan kematian.

9. Fibrilasi ventrikel (VF) adalah kelainan ventrikel  jantung ketika jantung hanya  bergetar dan tidak dapat berkontraksi atau memompa darah ke tubuh. Baik VT yang tanpa denyut nadi  dan VF merupakan keadaan darurat medis yang harus segera ditangani dengan cepat dan tepat,  dengan CPR (resusitasi jantung) dan defibrilasi (kejut listrik jantung) sesegera mungkin.

10. Sindrom QT panjang, yaitu aritmia yang berpotensi bahaya dan kematian mendadak.

11. Bradiaritmia, adalah irama jantung yang lambat karena ada gangguan pada sistem listrik jantung.

12. Disfungsi sinus node, adalah irama jantung lambat akibat masalah dengan pacu  jantung alami. Beberapa orang dengan jenis aritmia ini perlu alat pacu jantung.

13. Blok jantung, yaitu terputusnya impuls listrik sehingga jantung berdenyut tidak teratur sering lebih lambat. Dalam kasus-kasus serius, maka pasien membutuhkan alat pacu jantung.

Semua aritmia ini dapat menyebabkan gejala awal yang ringan  (berupa berdebar) hingga berat seperti, pingsan (sinkop), gagal jantung hingga kematian. Untuk penanganan aritmia yang optimal dibutuhkan penanganan oleh dokter jantung.

.

https://sains.kompas.com/read/2017/11/30/090000323/mengenal-aritmia-lewat-kasus-kematian-bondan-winarno

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke