KOMPAS.com - Siapa sangka, ternyata erupsi gunung api yang belakangan terjadi di sejumlah negara adalah dampak dari perubahan iklim.
Pelan tapi pasti, pemanasan global karena efek rumah kaca yang mengurangi wilayah lapisan es di bumi, dapat mempengaruhi daerah lempeng gunung api yang aktif. Hal ini seperti yang terjadi di Islandia.
Lapisan es yang meleleh membuat perubahan tekanan pada permukaan bumi sehingga mengaktifkan gunung api.
Para ilmuwan dari University of Leeds menjelaskan bahwa saat lapisan es masih banyak, aktivitas gunung api sedikit. Sebaliknya, aktivitas vulkanik meningkat seiring berkurangnya daerah lapisan es.
"Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia menciptakan pencairan es yang membuat kawasan vulkanik aktif. Di Islandia, hal ini membuat letusan gunung berapi menjadi lebih sering," kata Dr Graeme Swindles, ahli bumi di Leeds, dikutip dari Science Daily, Kamis (23/11/2017).
Para ilmuwan juga melakukan penelitian terhadap abu vulkanik pada endapan gambut dan lapisan sedimen di danau. Kemudian mengidentifikasi periode aktivitas vulkanik yang berkurang secara signifikan antara 5.500 dan 4.500 tahun lalu. Periode ini terjadi setelah terjadi penurunan suhu global, yang menyebabkan pertumbuhan gletser di Islandia.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Geology ini juga menunjukkan adanya jeda waktu sekitar 600 tahun antara peristiwa iklim dan penurunan jumlah letusan gunung berapi yang nyata. Jeda waktu ini kemungkinan juga akan terjadi menyusul pemanasan global beberapa dekade belakangan.
Pada saat ini, sistem gunung api di Islandia sedang dalam proses pemulihan dari peristiwa Zaman Es Kecil, periode saat suhu iklim lebih dingin, kira-kira terjadi antara tahun 1500 sampai 1850.
Sejak akhir Zaman Es Kecil, kombinasi pemanasan alami dan efek rumah kaca karena ulah manusia menyebabkan gletser Islandia meleleh lagi.
"Ulah manusia yang mempercepat fenomena pemanasan global membuat kami kesulitan untuk memperkirakan berapa lama jeda waktunya, tetapi melihat kecenderungan peristiwa erupsi di masa lalu, diperkirakan akan ada lebih banyak letusan gunung api di Islandia," kata Swindles.
Memang, aktifnya gunung api di Islandia juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti perpecahan di batas lempeng kontinental, pengembangan gas bawah tanah, dan magma. Akan tetapi, perubahan tekanan permukaan dapat mengubah tekanan pada ruang dangkal tempat magma terbentuk.
Dr Ivan Savov yang turut terlibat dalam studi ini menambahkan bahwa di saat gletser mencair, tekanan di permukaan bumi berkurang. Akibatnya, jumlah lapisan yang meleleh akan bertambah, dan mempengaruhi aliran magma di permukaan bumi, serta seberapa banyak magma kerak atau lapisan bumi bisa bertahan.
"Bahkan, perubahan kecil pada tekanan permukaan bumi dapat mengubah kemungkinan letusan terjadi di gunung berapi di bawah lapisan es," tukas Savov.
https://sains.kompas.com/read/2017/11/28/164700623/selain-lelehkan-es-efek-rumah-kaca-picu-erupsi-gunung-api