Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Detoks dengan Karbon Aktif, Apa kata Ahli?

KOMPAS.com - Beberapa tahun terakhir, karbon aktif naik daun. Bahan ini muncul dalam berbagai makanan kesehatan dan dipercaya dapat membuang racun (detoksifikasi).

Salah satu yang meyakini hal ini adalah Ursula Zajaczkowski, seorang pemilik restoran khusus vegetarian bernama Real Grounded Cafe di Sydney, Australia.

Berbeda dengan kafe vegetarian pada umumnya, Ursula menawarkan berbagai macam makanan yang dibumbui dengan karbon aktif.

Dia berpendapat bahwa karbon aktif sangat ampuh dalam menghilangkan racun dalam tubuh, termasuk membantu menghilangkan efek mabuk akibat alkohol.

Namun, benarkah karbon aktif semujarab itu?

Karbon aktif digunakan di rumah sakit untuk menghentikan keracunan dan overdosis yang mematikan. Lalu, dalam bentuk tablet atau bubuk, karbon aktif juga bisa dikonsumsi untuk mengurangi perut kembung dan gejala insomnia.

Meski demikian, karbon aktif bukan tanpa dampak negatif sama sekali. Ahli gizi Fiona Tuck dari Australia berkata bahwa kemampuan membersihkan racun dari unsur karbon aktif juga memiliki efek negatif bagi kesehatan.

Proses pembakaran sumber karbon seperti kulit kayu atau tempurung kelapa dengan suhu tinggi menghilangkan kandungan oksigen dari karbon aktif. Hasilnya adalah bahan penyerap dengan jutaan pori-pori kecil yang bersifat menangkap, mengikat, dan menghilangkan logam berat, bahan kimia, serta racun yang bersentuhan dengannya.

Artinya, efek karbon aktif hanya terbatas pada saluran gastrointestinal dan tidak mampu mengeluarkan racun dari bagian tubuh Anda yang lain.

Tuck juga berkata bahwa karbon aktif tidak hanya menghilangkan racun, tetapi juga banyak nutrisi, terutama mineral, yang bersentuhan dengannya.

Jadi, ketika ditambahkan pada jus atau makanan, karbon aktif justru mengurangi nutrisi dari asupan tersebut.

Oleh karena itu, meskipun karbon aktif bermanfaat bagi pasien yang keracunan, mengonsumsinya setiap hari tidak dianjurkan oleh para ahli gizi.

"Tidak ada bukti nyata yang mendukung anggapan bahwa mengonsumsi karbon aktif secara reguler bermanfaat atau membantu. Karbon aktif juga ada efek samping seperti terjangkit diare, muntah dan sembelit," ujar Tuck.

https://sains.kompas.com/read/2017/11/25/201500323/tren-detoks-dengan-karbon-aktif-apa-kata-ahli-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke