KOMPAS.com - Anda pasti akrab dengan film Titanic yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet, bukan? Tapi, apakah Anda tahu bagaimana kapal legenda itu akhirnya ditemukan setelah tenggelam sekian lama?
Penemuan kapal Titanic pada 1985 ternyata berasal dari penyelidikan rahasia Angkatan Laut Amerika Serikat terhadap dua kapal selam nuklir yang rusak.
Robert Ballard, ahli kelautan yang menemukan kapal terkenal itu dan kini bekerja di University of Rhode, menuturkan kepada National Geographic, Selasa (21/11/2017) bahwa pada 1982, dia bertemu dengan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk meminta dana pengembangan teknologi submersible robot (robot yang bisa masuk ke air).
Permintaan ini ditanggapi positif oleh Ronald Thunman, wakil kepala operasi angkatan laut untuk kapal selam pada saat itu.
Thunman berkata bahwa pihak militer tertarik menggunakan teknologi tersebut untuk menyelidiki reruntuhan dua kapal selam nuklir, yaitu U.S.S Thresher dan U.S.S Scorpion karena robot dapat mencapai kedalaman di mana kapal selam tenggelam dan mampu mengambil foto di bawah air.
Ballard kemudian bertanya apakah dia bisa mencari Titanic yang terletak di antara kedua bangkai kapal tersebut.
Akan tetapi, Thunman yang kini telah pensiun menekankan bahwa misinya adalah mempelajari kapal perang yang tenggelam, dan jika ada waktu yang tersisa, barulah Ballard bisa mencari Titanic.
Pencarian dimulai
Kapal selam Thresher dan Scorpion tenggelam di Samudera Atlantik Utara pada kedalaman 3.000-4.600 meter.
"Pihak militer sebenarnya hanya ingin mengetahui reaktor nuklir yang menggerakkan kapal tersebut," kata Ballard.
Adanya pengetahuan ini untuk membantu menentukan keamanan lingkungan pembuangan bahan nuklir tambahan di lautan pada saat itu.
Selain itu, angkatan laut juga ingin mengetahui apakah ada bukti yang mendukung teori bahwa kapal Scorpion telah ditembak jatuh oleh Soviet.
Thunman mengatakan, data Ballard menunjukkan bahwa reaktor nuklir aman di dasar laut dan tidak berdampak pada lingkungan. Selain itu, data tersebut juga memastikan bahwa Thresher kemungkinan tenggelam karena kegagalan perpipaan yang menyebabkan tenaga nuklirnya roboh.
Saat mencari kapal selam yang tenggelam, Ballard mendapatkan sebuah pelajaran berharga tentang efek arus laut pada puing-puing yang tenggelam.
Benda yang terberat ternyata tenggelam dengan cepat sehingga jejak puing di dasar laut tersebar sesuai dengan fisika arus.
Berbekal pengetahuan tersebut, Ballard mulai mencari Titanic ketika misi hanya tinggal 12 hari. Dia berspekulasi bahwa kapal tersebut terbelah dan meninggalkan jejak puing saat kapal tenggelam.
Ternyata, dugaan Ballard terbukti. "Angkatan laut tidak pernah mengira saya akan menemukan Titanic. Jadi saat itu terjadi, mereka benar-benar gugup dengan publisitasnya," kata Ballard.
https://sains.kompas.com/read/2017/11/25/193900123/kisah-robert-ballard-ahli-kelautan-yang-menemukan-titanic