KOMPAS.com - Banyak orang menganggap memakan makanan berlemak akan membuat gemuk. Namun, semakin banyak saja penelitian yang membuktikan anggapan tersebut salah.
Salah satu penelitian tentang lemak ini ditulis oleh Aaron Carroll, seorang profesor pediatri di Indiana University School of Medicine.
"Ada satu hal yang kita ketahui tentang lemak," tulis Carrol dalam buku barunya yang berjudul The Bad Food Bible: How and Why to Eat Sinfully dikutip dari Science Alert, Minggu (19/11/2017).
"Konsumsi lemak tidak menyebabkan kenaikan berat badan. Sebaliknya, ini sebenarnya bisa membantu kita mengurangi beberapa kilogram," sambungnya.
Sebuah penelitian membandingkan orang yang diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat dengan orang yang diet sebaliknya. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa orang yang membatasi asupan lemak tidak mendapatkan penurunan berat badan atau manfaat kesehatan lainnya.
Sebaliknya, orang yang mengonsumsi makanan tinggi lemak tapi rendah karbohidrat seperti roti atau nasi cenderung menurunkan berat badan dan mendapatkan manfaat kesehatan lainnya.
Temuan ini menunjukkan bahwa "penjahat" sebenarnya bukanlah lemak melainkan gula dan karbohidrat.
Sebuah analisis yang dipublikasikan pada Agustus 2017 dalam jurnal The Lancet membandingkan lebih dari 135.000 orang yang melakukan diet rendah lemak dan rendah karbohidrat di 18 negara.
Para peneliti menemukan diet rendah lemak lebih mungkin dikaitkan dengan semua penyebab kematian dan kemungkinan serangan jantung yang lebih tinggi. Sedangkan orang yang diet rendah karbohidrat memiliki risiko yang jauh lebih rendah terhadap kedua hasil tersebut.
"Pedoman diet harus mempertimbangkan kembali temuan ini," tulis para peneliti dalam jurnal tersebut.
Hal ini rupanya juga sejalan dengan penelitian lain. Sebuah penelitian yang melibatkan 50.000 wanita selama 8 tahun menunjukkan hasil yang sama.
Setengah dari wanita tersebut menjalani diet rendah lemak. Hasilnya, wanita yang menjalani diet rendah lemak tidak mengalami penurunan risiko kanker payudara, kanker kolateral, penyakit jantung, bahkan tidak mengalami penurunan berat badan.
"Intinya? Bukti mendukung diet rendah lemak sangat sedikit, sedangkan bukti untuk keuntungan lemak tertentu sudah meningkat," tulis Carroll.
Lemak Dibutuhkan Tubuh
Lemak sangat penting untuk pembekuan darah dan gerakan otot. Lemak juga merupakan bahan yang dibutuhkan untuk membangun membran sel (tempurung yang menampung setiap sel) serta perisai pelindung di sekitar saraf.
Lemak juga membantu kita menyerap vitamin dan mineral dari makanan.
Saat tidak memakan lemak, kita cenderung mengonsumsi karbohidrat dan gula. Keduanya sangat berkaitan dalam kenaikan berat badan dan obesitas.
Sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of American Medical association menguji apa yang terjadi ketika orang-orang menukar sebagian kecil kalori yang mereka dapatkan dari lemak jenuh (banyak ditemukan dalam produk daging dan susu) dengan kalori dari lemak tak jenuh.
Hal tersebut tampaknya berkaitan dengan banyak manfaat. Salah satunya mengurangi risiko kematian dan kondisi penyakit janting serta beberapa penyakit neurodegeneratif.
"Tidak semua lemak sama," kata Frank B. Hu, seorang profesor nutridi di Harvard sekaligus penulis utama penelitian ini.
"Kita harus makan yang lebih baik dari ikna dan alpukat, bukan lemak hewani," sambungnya.
Menurut situs kesehatan yang dikelola Harvard Medical School, lemak sehat termasuk yang berasal dari kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun.
Sedangkan lemak tidak sehat adalah lemak trans yang ditemukan dalam makanan olahan dan lemak jenuh.
https://sains.kompas.com/read/2017/11/20/170700623/studi-terbaru-mengungkap-lemak-tidak-membuat-gemuk