Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Mengendalikan Obat Hewan agar Bakteri Super Tidak Tercipta

KUPANG, KOMPAS.com -- Peningkatan resistensi antimikroba (AMR) di berbagai negara berpotensi menjadi pembunuh nomor satu pada tahun 2050 mendatang.

Hal itu diperparah dengan lambannya laju penemuan dan pengembangan antimikroba baru dari bakteri yang menjadi resisten.

Resistensi terjadi akibat kelalaian dalam penggunaan obat seperti tidak tepat pemakaian dan dosis.

"Seandainya tidak ada upaya global untuk mengendalikan resistensi ini, diperkirakan sekitar 10 juta orang akan meninggal setiap tahunnya akibat resistensi antimikroba," kata Kepala Seksi Monitoring dan Surveilans, Dirjen Kesehatan Masyarakat Veteriner, Kementerian Pertanian dokter hewan (drh) Imran Suandy.

Imran berbicara kepada wartawan di sela-sela seminar bertajuk 'Penggunaan Obat Hewan Secara Tepat dan Benar Menuju Manusyamriga Sewaka' yang digelar Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana Kupang, Sabtu (18/11/2017).

Seminar tersebut bertujuan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai isu-isu penggunaan obat hewan, terutama yang terkait dengan resistensi antimikroba.

Dia menyebutkan upaya global, termasuk Indonesia, mengendalikan resistensi antimikroba sudah dirilis sejak 2016.

Salah satu strateginya adalah peningkatan pemahaman mengenai penggunaan antimikroba yang bijak dan bertanggungjawab. "Dokter hewan ini menjadi agen perubahan ke depan sehingga bisa mengurangi laju perkembangan resistensi," ujarnya.

Persoalan timbul karena antibiotik tidak hanya digunakan oleh manusia, tetapi juga dimasukan dalam pakan ternak.

"Kita khawatir dengan penggunakan antibiotik di pakan ternak, akan semakin banyak bakteri yang menjadi resisten sehingga tentu ada dampaknya kepada manusia," kata drh Sri Mukartini, dari Balai Besar Penjaminan Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut.

Menurut dia, pemberian antibiotik kepada ternak akan berdampak terhadap adanya residu atau sisa obat yang tertinggal di dalam jaringan otot. Hal ini kemudian akan berdampak terhadap kesehatan manusia.

Seminar tersebut diikuti 238 mahasiswa dan dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Pertanian, dan Dinas Peternakan Nusa Tenggara Timur. Hadir pula empat orang mahasiswa asal Timor Leste.

Di tempat yang sama, Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Undana drh Maxs Sanam mengatakan, sesuai peraturan pemerintah, penggunaan antibiotics growth promoter (AGP) atau tntibiotik untuk pertumbuhan di pakan harus dihentikan pada Januari 2018.

"Produsen pakan maupun pengelola kesehatan hewan dan pangan perlu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi resistensi antibiotik, tetapi di sisi lain tetap mempertahankan laju pertumbuhan hewan,"sebutnya.

https://sains.kompas.com/read/2017/11/18/190600423/pentingnya-mengendalikan-obat-hewan-agar-bakteri-super-tidak-tercipta

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke