KOMPAS.com -- Sudah pengetahuan umum bahwa pasien tidak diperbolehkan merokok setidaknya beberapa minggu sebelum dan sesudah operasi. Namun, bagaimana dengan vape? Bukankah vape seringkali disebut-sebut sebagai alternatif yang lebih sehat daripada rokok?
Menurut laporan terbaru dari American Association of Nurse Anesthetists (AANA), vape dan rokok sama saja pengaruhnya terhadap pasien yang menjalani operasi.
Presiden ANNA, Bruce Weiner, yang dikutip dari Science Daily, Kamis (16/11/2017) mengatakan, meski seringkali dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat daripada rokok, cairan vaskular untuk vape mengandung nikotin yang secara signifikan dapat meningkatkan risiko komplikasi terkait operasi dan anestesi.
BACA: Jangan Anggap "Vape" Sebagai Rokok yang Sehat!
"Nikotin yang ditemukan dalam alat vape dan rokok tembakau memperburuk proses penyembuhan luka, meningkatkan risiko anestesi, dan berpotensi menyebabkan komplikasi untuk pasien bedah,' ujarnya lagi.
Menurut ANNA, nikotin dapat menurunkan keefektifan dan mengganggu kerja obat. Hal ini mempengaruhi penyembuhan, yang bisa mengakibatkan infeksi dan ketidaknyamanan yang lebih parah pasca operasi.
BACA: Filter: Hoax Perusahaan Rokok yang Membahayakan Perokok dan Lingkungan
"Terlepas dari Anda perokok atau pengguna vape; jujurlah pada perawat anestesi, ahli bedah, dan tenaga medis lain tentang riwayat kesehatan Anda," ujar Weiner.
Dia menambahkan, pasien wajib memberitahukan semua alergi, obat-obatan, suplemen, zat yang diminum, termasuk nikotin.
"Biarkan tenaga medis mengetahui riwayat kesehatan Anda, hal itu akan mempermudah mereka untuk melakukan penanganan dan pemulihan yang cepat," sambungnya.
https://sains.kompas.com/read/2017/11/16/193400923/kalau-mau-operasi-vape-dan-rokok-sama-sama-tidak-aman