Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Nyata dari Australia, Ular Paling Berbisa Menggigit Majikannya

KOMPAS.com - Ular merupakan hewan yang ditakuti oleh banyak orang. Namun tidak untuk Nathan Chetcuti, seorang remaja peternak ular di Australia.

Remaja ini memelihara seekor ular taipan pedalaman (Oxyuranus microlepidotus), salah satu ular paling berbisa di dunia.

Dilansir dari Fox News, Kamis (9/11/2017) ular ini justru menyerang pemiliknya sendiri. Nathan pun harus dilarikan ke rumah sakit dan berjuang untuk hidupnya.

Namun, apa yang membuat ular inland taipan begitu berbahaya?

"Ular taipan pedalaman adalah spesialis mamalia. Ia memakan mamalia hampir secara eksklusif, yang sangat jarang terjadi," kata David Penning, seorang ahli biologi dan ahli ular dari Missouri Southern State University dikutip dari Livescience, Kamis (9/11/2017).

Penning juga mengatakan, "Sebagai hasil dari spesialisasi ini, racun ular taipan pedalaman berevolusi menjadi sangat mematikan bagi semua jenis mamalia, termasuk manusia."

Salah satu alasan racun ular sangat kuat adalah penggabungan beberapa komponen beracun yang mulai memengaruhi tubuh manusia segera setelah memasuki sistem orang tersebut.

"Racunnya sendiri kaya akan berbagai jenis sifat racun, termasuk neurotoksin dan hemotoksin yang menyerang tubuh dalam beberapa tingkat," lanjut Penning.

Neurotoksin mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengendalikan tubuhnya. Saat seseorang digigit ular ini, maka dia akan mengalami gejala seperti meracau, kejang, sulit bernapas, hingga kehilangan kemampuan menegndalikan tubuh.

Sedangkan hemotoksin akan mempengaruhi kemampuan darah untuk menggumpal, menyebabkan pendarahan internal, hingga kerusakan organ.

"Jika seseorang digigit ular jenis ini, mereka perlu ke rumah sakit secepat mungkin," kata Penning.

"Waktu yang dibutuhkan sebenarnya tergantung pada seberapa banyak racun yang masuk dan kemampuan individunya sendiri, tapi jam-jam pertama merupakan waktu yang kritis. Setelah itu, orang akan mengalami komplikasi lebih lanjut, seperti pendarahan atau kesulitan bernapas," lanjut Penning.

Pemalu yang mematikan

Meskipun ular taipan pedalaman memiliki gigitan yang mematikan, namun ular ini termasuk hewan yang pemalu. Bahkan menurut Penning, hewan ini lebih suka menghindari manusia.

"Saya bekerja di laboratorium racun selama empat tahun, dan dapat memberitahu Anda bahwa setiap ular berbisa yang pernah saya temui ingin ditinggalkan sendiri," kata Penning.

"Selain itu, racun merupakan hal berharga bagi mereka. Ini sangat berharga dan sulit untuk dibuat, dan mereka mencoba menggunakannya secara konservatif. Saya melihat gigitan ular berbisa sebagai semacam cara terakhir," lanjut Penning.

Penning juga menambahkan bahwa sangat jarang dan hampir tidak mungkin sesorang digigit ular taipan pedalaman secara sengaja.

"Menurut pengalaman saya, sebagian besar situasi yang saya lihat adalah seseorang berusaha memegang hewan tersebut, maka mereka akan menggigit," ujar Penning.

"Tapi saya juga pernah membaca berita tentang seseorang yang digigit oleh ular yang tidak mereka ketahui keberadaannya," sambungnya.

Saat ini sudah ada anti-racun yang bisa digunakan untuk mengobati keracunan dari gigitan ular. Namun Penning mengungkapkan obat penawar racun harus diberikan dengan sangat cepat untuk menetralkan kerusakan yang terjadi.

Bahkan setelah mendapatkan kedua obat tersebut, pasien tetap membutuhkan perawatan medis yang ekstensif untuk pulih. Penning juga menyebut, mungkin butuh waktu berminggu-minggu agar Nathan Chetcuti bisa pulih.

https://sains.kompas.com/read/2017/11/10/173000423/kisah-nyata-dari-australia-ular-paling-berbisa-menggigit-majikannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke