KOMPAS.com - Kota Pompeii, Italia adalah sebuah kota legendaris yang terkenal dengan letusan gunung Vesuvius. Tapi tahukah Anda, jika tidak binasa karena hal itu, seisi kota Pompeii mungkin musnah perlahan karena keracunan?
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Toxicology pada Minggu (5/11/2017) mengungkapkan, selain gunung berapi ternyata kota Pompeii punya ancaman tersembunyi lain yang mematikan.
Ancaman itu datang dari pipa-pipa sistem air yang masuk ke dalam rumah warganya.
Tes terbaru dari fragmen atau sisa pipa timbal kota kuno tersebut menunjukkan bukti adanya antimon, unsur logam yang sangat beracun. Unsur tersebut kemudian bercampur dengan timbal sehingga menjadi racun yang lebih kuat.
Menurut tes, jumlah antimon yang ditemukan cukup banyak untuk membuat sistem pasokan air kota akan mengandung jumlah logam yang akan menyebabkan serangan diare dan muntah berhari-hari. Hal ini berpotensi mengakibatkan dehidrasi berat dan kerusakan hati dan ginjal dari waktu ke waktu.
Infrastruktur Beracun
Sejak awal abad ke-18, sejarawan berpendapat bahwa sistem pipa timbal yang bercabang melalui kota-kota di Romawi akan menyebabkan keracunan dan akhirnya menyebabkan jatuhnya kekaisaran.
Benar saja, pipa timbal tersebut ternyata menjadi pilihan yang buruk untuk mengalirkan air minum.
Meskipun timbal hanya sedikit berkorosi dibanding logam lainnya, partikel timbal bisa terlepas ke dalam air dan dapat menumpuk di tubuh manusia yang akhirnya menyebabkan keracunan timbal.
Seiring waktu, akumulasi timbal pada orang dewasa dapat membahayakan ginjal dan sistem saraf. Bahkan, dapat menyebabkan stroke atau kanker.
Anak-anak dan bayi juga sangat rentan terhadap keracunan timbal yang dapat menghambat perkembangan.
Tapi elemen logam antimon rupanya jauh lebih berbahaya dan menjadi ancaman besar bagi kesehatan orang Romawi kuno.
Antimon jauh lebih beracun daripada timbal. Sejumlah kecil antimon yang merembes ke dalam air akan membuat orang dengan cepat sakit.
Dari Mana Asal Antimon Tersebut?
Untuk mengidentifikasi senyawa dalam fragmen pipa, peneliti menggunakan metode yang mampu mendeteksi unsur logam dan non metalik dalam jumlah kecil sekalipun.
Mereka melarutkan sampel dengan asam nitrat pekat dan kemudian memanaskannya sampai 6.000 derajat celcius untuk mengionisasi elemen. Sehingga bisa diidentifikasi dan dianalisis dalam spektrometer massa.
Berdasarkan analisis mereka, konsentrasi antimon dalam pipa sekitar 3.680 mikrogram. Artinya, jumlah antimon tersebut berada pada tingkat yang mengkhawatirkan untuk ditemukan di dalam air minum dan cukup menyebabkan gejala serius keracunan.
Lokasi kota Pompeii yang berada dekat gunung berapi mungkin membuat masalah antimon ini lebih buruk daripada kota-kota Romawi lainnya dengan sistem air serupa. Selain terdapat dalam pipa timbal, secara alami antimon terdapat di air tanah yang dekat dengan gunung berapi.
Jarak antara kota Pompeii dengan Gunung Vesuvius yang sangat dekat bisa memberikan konsentrasi racun yang lebih tinggi daripada tipikal kota Romawi lainnya.
Namun karena tes yang dilakukan masih sebatas pada potongan kecil pipa dari Pompeii, studi tambahan diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut seberapa luas masalah bisa berdampak pada Kekaisaran Romawi.
https://sains.kompas.com/read/2017/11/09/173700623/tanpa-letusan-besar-vesuvius-pompeii-tetap-terancam-binasa